TRIBUNNEWS.COM - Sosok bidan di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), viral di media sosial.
Bidan bernama Dona ini, menjadi sorotan warganet lantaran aksi heroiknya berenang di tengah sungai demi membantu pasiennya.
Momen tersebut, terjadi pada Jumat (1/8/2025) pagi, saat Dona hendak mengunjungi seorang pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Pasaman.
Bidan, atau kerap dimaknai sebagai tenaga kesehatan yang mampu membantu menangani orang melahirkan, membantu perawatan seseorang termasuk ibu hamil dan menyusui.
Baru-baru ini, beredar video seorang perempuan yang nekat menyeberangi sungai di Pasaman.
Dalam video, terlihat seorang perempuan rela berenang menyeberangi sungai meski aliran air cukup deras.
Perempuan yang membawa tas itu, rupanya hendak mengobati pasiennya. Namun, karena jembatan yang sejatinya dilewati untuk rumah mengobati pasiennya, ia nekat turun ke sungai.
Adapun tas yang digendongnya, diduga berisi obat-obatan dan alat medis.
Penelusuran Tribunnews, video diunggah oleh salah satu akun Instagram, @indozone.id.
Hingga berita ini ditulis, Minggu (3/7/2025) malam, video tersebut telah dilihat lebih dari 200 ribu kali.
Dikutip TribunPadang.com, bidan yang nekat menyeberangi sungai di Pasaman, Sumbar, ini bernama Dona.
Perempuan berusia 46 tahun itu, adalah warga Desa Andilan, Jorong Setia, Nagari Simpang Tonang Selatan, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman.
Dona menceritakan, aksi nekatnya menyeberangi sungai terjadi pada Jumat (1/8/2025) pagi.
Saat itu, ia hendak mengunjungi seorang pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto.
“Saat itu saya baru pulang dari pelatihan di Pekanbaru. Pasien sudah lama menghubungi minta diobati. Begitu saya sampai Pasaman, saya langsung berangkat ke sana,” kata Dona.
Dona rupanya menggunakan ojek yang disewanya Rp 400 ribu untuk ke lokasi tujuan, pulang pergi.
Namun, di tengah perjalanan, Dona mendapat kabar bahwa jembatan penghubung satu-satunya antara dua nagari telah roboh karena diterjang arus sungai.
Awalnya, Dona mengira, area jembatan masih bisa dilewati dengan berjalan kaki.
“Sampai di Lanai, warga bilang jembatan sudah putus. Awalnya saya kira masih bisa dilewati dengan berjalan kaki, tapi ternyata sudah roboh total,” kata Dona.
Karena tak ada pilihan lain dan keluarga pasien telah menunggu di seberang, Dona pun memutuskan untuk menyeberangi sungai tanpa persiapan khusus.
“Saya tidak tahu kalau jembatannya putus, jadi tidak bawa perlengkapan apapun. Tapi karena pasien butuh bantuan dan tidak mungkin saya menolak, saya putuskan berenang,” ucapnya.
Sejauh ini, Dona diketahui telah mengabdi sebagai bidan ASN atau Aparatur Sipil Negara di daerah Pasaman sejak tahun 1999.
Ia mengungkapkan, jarak dari tempat tinggalnya ke lokasi pasien sekitar 27 kilometer, melewati hutan dan jalanan yang rusak parah.
“Sudah sering saya ke kampung itu. Tapi ini pertama kali saya harus menyeberangi sungai. Bahkan sebelum sampai jembatan putus itu, saya tiga kali jatuh dari motor karena jalan berlumpur,” tambahnya.
Menurut Dona, meski ada bidan lain di desa itu, masyarakat tetap mempercayakan pengobatan kepada Dona karena kedekatannya dengan warga.
Di sisi lain, ia berharap, pemerintah segera memperbaiki infrastruktur di wilayah tersebut.
Lebih lanjut, Dona mengatakan, ia membawa obat-obatan dan perlengkapan medis dalam tas yang digendongnya saat berenang.
“Itu semua alat medis saya. Baju yang saya pakai juga basah dan kering sendiri di badan,” tuturnya.
Terkait videonya yang beredar, Dona mengaku tidak sadar saat aksinya berenang di sungai direkam seseorang.
“Saya hanya dengar suara orang memanggil dari seberang, bilang ‘ke sinilah’,” katanya.
Masih mengutip Tribun Padang, Dona rupanya memiliki keberanian menyeberangi sungai karena mempunyai kemampuan berenang.
“Dulu waktu SMA saya ikut lomba renang, jadi tidak takut saya saat berenang. Waktu pulang dari rumah pasien, saya juga berenang lagi,” jelasnya.
(Suci Bangun DS, TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)