BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMARINDA - Stok beras di Samarinda Kaltim sampai kosong, ini yang dilakukan dinas perdagangan setempat.
Fakta di lapangan menunjukkanberas jenis biasa memang banyak kosong/
Sejumlah lokasi hanya beras-beras premium yang tersedia di rak-rak penjualan.
Kelangkaan beras jenis konsumsi harian di berbagai pusat perbelanjaan di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur kian terasa dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi ini menjadi sorotan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda yang mengonfirmasi bahwa ketersediaan beras, terutama jenis SPHP dan non-premium, memang tengah mengalami kekosongan.
Kepala Disdag Samarinda, Nurrahmani, menyebut bahwa tren naiknya harga beras serta faktor-faktor lain menjadi penyebab utama sulitnya masyarakat mendapatkan beras reguler.
Ia mengungkapkan bahwa saat melakukan pengecekan langsung ke salah satu pusat perbelanjaan, ia tidak menemukan satu pun jenis beras biasa yang tersedia.
“Beras memang banyak kosong stoknya karena sepertinya naik semua harga beras. Di salah satu pusat perbelanjaan kemarin saya lihat tidak ada satu pun beras, yang ada hanya beras lain yang premium,” ujar Yama, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kemungkinan utama dari kekosongan ini disebabkan oleh naiknya harga gabah.
Meskipun cuaca tidak secara langsung berdampak signifikan terhadap produksi karena secara nasional Indonesia disebut masih dalam posisi surplus, faktor lain seperti kehati-hatian pedagang terhadap isu beras oplosan juga menjadi pertimbangan.
"Penyebabnya kemungkinan besar karena harga gabah naik. Kalau dampak cuaca jika menurut dari pusat kita tetap surplus. Kemungkinan juga kehati-hatian karena adanya informasi oplosan beras. Tapi Samarinda sendiri secara informasi saya coba komunikasi belum ada kasus oplosan beras,” ungkapnya.
Situasi ini, lanjut Yama, telah dilaporkan kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Samarinda untuk segera ditindaklanjuti di Kota Samarinda.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa beras jenis biasa memang banyak kosong, dan hanya beras-beras premium yang tersedia di rak-rak penjualan.
“Sudah kami informasikan kemarin ke tim inflasi. Cuma memang kondisinya beras biasa banyak kosong di beberapa pusat perbelanjaan. Adanya yang premium,” imbuhnya.
Sebagai bentuk upaya penanganan, Disdag Samarinda akan segera memanggil distributor untuk menggali akar persoalan secara langsung.
Sementara itu, rencana pembelian stok dari Bulog belum dapat direalisasikan lantaran masih menunggu proses pemeriksaan dan pengaturan ulang distribusi.
“Upaya dari kami, kami mau memanggil distributor dulu apa kendalanya. Kemarin kan saya mau beli di Bulog tapi karena masih ada pemeriksaan jadi belum diluncurkan karena masih ada pengaturan ulang,” kata Yama.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik, meski dirinya tak menampik bahwa kenyataan di lapangan memang menunjukkan kekosongan.
Kekosongan beras SPHP di pasar-pasar juga dipengaruhi oleh mekanisme distribusi yang ketat. Berdasarkan ketentuan, toko-toko yang ingin menyalurkan beras SPHP harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Ketahanan Pangan, dan hanya sejumlah toko tertentu yang telah diverifikasi diperbolehkan menjualnya. Hal ini bertujuan agar beras SPHP tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Jumlahnya juga tidak boleh banyak dan butuh diverifikasi karena hanya ada beberapa toko saja di Samarinda yang boleh menyalurkan SPHP itu.
"Karena SPHP diperuntukkan untuk orang nggak mampu tapi pada kenyataannya, seperti gas melon juga, banyak juga yang mau,” ujarnya.
Meski demikian, Yama memastikan bahwa secara keseluruhan, ketersediaan stok beras masih ada. Hanya saja, beras-beras yang biasa ditemui masyarakat dalam keseharian belum kembali mengisi pasar karena proses distribusi ulang masih berlangsung dan menunggu aktivasi dari toko-toko yang telah diverifikasi.
“Kalau Bulog kemarin bilang tersedia saja. Tapi masih dilakukan pengaturan ulang dan menunggu toko-toko yang diverifikasi turun,” ujarnya.
Saat ini, Selasa 5 Agustus 2025, Pemkot Samarinda juga tengah menjalankan program bantuan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) yang disalurkan ke masyarakat di Kelurahan Masjid Kecamatan Samarinda Seberang. Yama berharap, distribusi beras bisa kembali normal dalam waktu dekat. (*)