Mahasiswa Pariwisata Didorong Jadi Agen Pemberdayaan Budaya Lokal
GH News August 05, 2025 08:06 PM

— Pergeseran tren industri pariwisata pascapandemi, akselerasi digitalisasi, dan tuntutan terhadap keberlanjutan mendorong perguruan tinggi pariwisata untuk semakin adaptif dan relevan.

Perguruan tinggi dituntut memperkuat sinergi antara akademik, industri, dan nilainilai budaya lokal.

Menurut laporan World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata berbasis budaya dan nilai lokal diperkirakan akan terus berkembang dalam dekade mendatang.

Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata Kementerian Pariwisata RI Dr Masruroh menekankan pentingnya soft skills dan service mindset sebagai fondasi utama bagi mahasiswa.

“Mahasiswa pariwisata harus mampu berpikir strategis dan menjadi agen pemberdayaan budaya lokal, bukan hanya pelaksana teknis,” ujarnya saat sesi talkshow di selasela Open House Institut Pariwisata Tedja Indonesia (IPTI) di Jakarta barubaru.

Ia menambahkan, keberhasilan lulusan sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi, empati, serta kesadaran terhadap keberlanjutan dan nilainilai lokal. 

Hal ini selaras dengan tren industri yang kini lebih menghargai karakter dan wawasan budaya dalam pelayanan pariwisata.

Narasumber lainnya, FA Bayu Satya Wijaya dari Astra Honda Motor turut memberikan pandangan dari sisi industri. 

Ia menyoroti pentingnya pemahaman produk dan data pelanggan dalam strategi pemasaran saat ini.

“Mahasiswa harus mampu mengenali produk secara menyeluruh dan menggunakan platform digital maupun offline untuk mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan,” tegasnya.

Menurut Bayu, pendekatan berbasis data dan konsumen menjadi kunci dalam membangun strategi pemasaran yang tepat sasaran.

Karena itu, sinergi antara perguruan tinggi dan industri perlu mencakup penguasaan teknologi dan pemahaman pasar secara mendalam.

Rektor IPTI, Dr. Ariani Kusumo Wardhani, menyampaikan bahwa pendidikan tinggi harus mampu menjawab dinamika industri, tantangan global, serta tuntutan sosial melalui pendekatan yang terintegrasi.

“Momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah awal yang penting dalam perjalanan kami membentuk generasi pelaku pariwisata, komunikasi, dan bisnis digital yang adaptif, kompeten, dan berdampak,” ujar Ariani. 

Ketua Yayasan Menara Bhakti, Nurani Pujiastuti, Dipl.FM., menyatakan, sektor pariwisata tidak hanya kontributor penting bagi ekonomi nasional, tetapi juga berperan sebagai jendela budaya Indonesia di mata dunia. 

“Kami ingin mengambil peran strategis itu,” katanya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.