Sudah bagus lah, dulu baru berapa persen, 10 persen, 20 persen, sekarang sudah 49 persen dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang penerima manfaatnya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan balita
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyebut Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau 49 persen sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (3B).
"Sudah bagus lah, dulu baru berapa persen, 10 persen, 20 persen, sekarang sudah 49 persen dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang penerima manfaatnya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Sudah hampir 281 ribu penerima manfaat khusus untuk 3B," kata Wihaji di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, pemberian MBG untuk kelompok sasaran tersebut sangat penting karena dapat mencegah stunting. Intervensi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau usia 0-2 tahun sangat mempengaruhi percepatan penurunan stunting.
"Stunting salah satu sebabnya kan asupan gizi karena itu dimulai dari hulunya, yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun, tetapi di luar itu (balita) juga kita jalankan selama bukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kalau PAUD nanti tugasnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), tetapi kalau balita non-PAUD tugas kita untuk mendistribusikan," ucap Mendukbangga Wihaji.
Sebelumnya Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan saat ini Program MBG telah melayani sekitar 8,2 juta penerima manfaat, mulai dari siswa PAUD-SMA, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita, di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan penerima MBG mencapai 20 juta orang sebelum peringatan HUT Ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.
"Rencananya, akhir Agustus baru kita akan mencapai 20 juta penerima manfaat. Akhir Agustus rencananya, tetapi saya minta bagaimana caranya, pikirkan, bagaimana kita bisa mempercepat. Mereka laporkan, Pak ternyata kita mungkin bisa mempercepat," kata Presiden Prabowo.
Meski demikian Presiden Prabowo mengingatkan jajarannya untuk tetap menjaga standar, termasuk pengurus-pengurus dapur tetap harus mendapatkan pelatihan yang memadai, juga staf bagian administrasi dan keuangan dapur harus mengerti mengelola uang.
"Dan itu butuh waktu," sambung Presiden Prabowo.