Jakarta (ANTARA) - Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara terdeteksi mengalami sembilan kali erupsi beruntun dalam 12 jam terakhir, dengan tinggi kolom abu vulkanik bervariasi antara 400-700 meter dari puncak.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerak (ESDM) mencatat erupsi kesembilan terjadi pada Sabtu (7/8) malam pukul 00.57 WIT dengan tinggi kolom teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 1.725 meter di atas permukaan laut.

Aktivitas vulkanik tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi gempa selama 48 detik, kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Ibu, Axl Roeroe dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, kolom abu dari erupsi tersebut teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya.

Gunung Ibu tercatat mengalami erupsi dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 700 meter yang berdurasi 74 detik, pada Jumat (8/8) pagi pukul 08.26 Wita.

Sementara mayoritas dari enam erupsi setelahnya tidak dapat teramati akibat kabut dan kondisi visual dari pos pengamatan.

Atas kondisi tersebut Gunung Ibu masih berstatus Level III atau Siaga.

Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah aktif, serta wilayah sektoral sejauh 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker atau pelindung hidung dan mulut serta kaca mata saat beraktivitas di luar ruangan.

Badan Geologi juga meminta seluruh pihak menjaga kondusivitas situasi, tidak menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat diminta untuk terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung Jawa Barat atau Pos Pengamatan Gunung Ibu di Gam Ici guna memperoleh informasi terkini terkait aktivitas vulkanik.