BANJARMASINPOST.CO.ID - Lepas ribuan ular, Bupati Indramayu Lucky Hakim memiliki cara ekstrem memerangi hama tikus di sawah.
Memang, Lucky Hakim menyatakan perang terhadap hama tikus yang menyasar sawah-sawah warganya.
Lantas, Lucky Hakim membuat gebrakan memberantas hama tikus, dengan melepas ribuan ular berjenis Coelognathus radiatus atau ular lanang sapi dan ular koros.
Ular itu tak berbisa dan aman dilepas ke areal persawahan.
Program tersebut dinamakan Lucky "Ular Sahabat Petani".
Ribuan ular dilepaskan ke areal persawahan yang terserang hama tikus karena mangsa mereka.
"Ribuan ular lanang sapi dan ular koros sudah kita lepas di lokasi-lokasi yang terserang hama tikus, kasihan petani jadi gagal tanam dan rugi besar karena serangan tikus yang sangat banyak," ujar Lucky dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8/2025).
Ia juga mengajak teman-teman youtuber dan para influenser ke Indramayu untuk menyukseskan program ini untuk membantu petani.
Menurut Lucky, ular-ular yang dilepasliarkan di areal persawahan yang terserang hama tikus, merupakan ular yang memang habitat aslinya ada di Indramayu.
Namun, warga sejak lama memburu ular-ular tersebut karena dianggap menakutkan, sehingga populasinya menurun drastis.
"Akibatnya populasi tikus yang sebenarnya bisa terkontrol jika ada pemangsanya seperti ular, biawak dan burung hantu, populasinya menjadi banyak dan tak terkontrol,” lanjut bintang film "Malam Seribu Bulan" itu.
Tak terkendalinya hama tikus, membuat petani resah. Jika tikus diracun malah berbahaya buat hewan lain.
Tak terkecuali pemasangan alat setrum listrik yang membahayakan warga.
Maka, menurut Lucky, melepasliarkan ribuan ular di areal sawah yang terserang hama adalah solusi yang masuk akal dan aman.
Lucky sebelumnya sudah melaksanakan program pusat untuk melepasliarkan burung hantu di areal persawahan Indramayu beberapa bulan lalu.
Namun, diakuinya, masih menganggap bahwa masalah hama tikus ini harus ditangani secara lebih variatif dan komprehensif.
"Sempat kita laksanakan gerakan melepas burung hantu di sawah beberapa bulan lalu bersama Menteri PU saat panen raya, tapi menurut saya ini harus dilengkapi dari segala arah dan cara, kita kroyok ini tikus, karena burung hantu hanya berburu tikus di malam hari.
"Selain itu, kekuranga burung hantu nggak bisa masuk ke lobang tikus, hanya memangsa tikus dewasa yang keluyuran malam hari, sementara anakan tikus di lobang-lobangnyan masih banyak, oleh karena itu maka kita gagas lagi dengan Program Ular Sahabat Tani," jelas Lucky.
Meski demikian, program "Ular Sahabat Tani" ini sempat dipertanyakan oleh beberapa kelompok masyarakat. Terutama mengenai bahayanya.
Lucky dengan gamblang menjelaskan bahwa ular-ular tersebut tidak berbahaya bagi manusia karena tidak berbisa. Ular juga tidak akan tumbuh sampai ukuran besar.
"Maksimal sebesar jempol kaki orang dewasa, panjang maksimal 1,5 meter, ini ular spesial makan tikus dan kodok, kalau lihat orang pasti ularnya kabur, seandainya ditangkap dan menggigit paling hanya lecet karena giginya kecil," terangnya.
Ia juga menunjukkan bukti melalui video-video yang memperlihatkan ular tersebut ketika menggigit tangan.
"Hanya luka kecil dan sama sekali tidak berbahaya” ujarnya.
Dijelaskannya, jenis ular Lanang Sapi mampu memangsa dua sampai tiga ekor tikus dewasa dan bisa juga memakan lebih dari 10 anak tikus dalam satu minggu.
Lucky juga sengaja memilih jenis ular lanang sapi tersebut karena Ular ini berwarna khas, coklat kekuningan dan ada garis memanjang dipunggungnya, sehingga mudah dikenali.
"Tujuannya agar tidak dibunuh oleh petani," tandasnya.
Teror ular yang terjadi belakangan ini cukup meresahkan warga. Pasalnya tak hanya satu ataupun dua wilayah saja yang mendapati ular di sekitaran rumah mereka.
Kejadian ini bisa berakibat spesies ular tidak terkontrol. Lalu seperti apakah posisi ular pada ekosistem atau rantai makanan?
Dilansir dari National Geograpic, ular menjadi hewan yang sangat penting bagi ekosistemnya. Hal ini karena ular sebagai predator pemangsa dan dimangsa dalam rantai makanan.
Dalam rantai makanan sawah, kehadiran ular untuk menjaga populasi tikus dan sebagai makanan bagi predator yang memangsa ular.
Jika sebuah rantai makanan terjadi ketidakseimbangan atau terputus, maka salah satu ekosistemnya akan terjadi kelebihan populasi atau menjadi tidak terkontrol.
Ular masuk dalam tingkatan konsumen III atau konsumen tersier.
Di mana ular memakan hewan-hewan pada konsumen II atau konsumen sekunder.
Hewan pada konsumen sekunder ini seperti tikus atau katak yang memakan hewan-bewan herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan).
Kemudian ular menjadi mangsa predator atau konsumen IV yang menjadi tingakatan paling puncak.
Ada beberapa hewan yang menjadi pemangsa ular. Untuk kelompok burung ada burung hantu dan elang.
Kemudian ada juga ular yang memakan ular karena tingkatannya lebih tinggi.
Selain itu, musang dan rubah juga menjadi hewan darat yang memangsa ukar sebagai makanannya.
Jika predator atau konsumen puncak ini banyak diburu oleh manusia atau mengalami populasi yang tidak seimbang, besar kemungkinan konsumen di bawahnya menjadi tidak seimbang.
Cara ular berkembang biak
Banyak sekali spesies ular yang ada di bumi ini. Dilansir dari Live Science, untu berkembang biak, ular bisa melakukannya dengan tiga cara. Apa saja ya?
Lebih dari 3.000 spesies ular yang ada, sekitar 70 persennya berkembang biak dengan cara bertelur atau disebut ovipar.
Ular tikus, ular rumput, kobra, dan mamba merupakan jenis ular yang bertelur.
Biasanya telur diletakkan di batang pohon yang sudah hancur, di dalam tanah, atau tempat hangat lainnya.
Beberapa ular, seperti ular koral yang bertelur kemudian meninggalkan tekur mereka begitu saja.
Tetapi ada juga yang menjaga tekurnya hingga menetas seperti ular kobra.
Beberapa lainnya berkembang biak dengan cara melahirkan. Boa constrictors dan green anacondas menjadi dua contoh yang berkembang biak dengan melahirkan.
Saat melahirkan, Boa constrictors dan green anacondas akan mengeluarkan lapisan plasenta yang berisi anak-anak mereka.
Setelah keluar dari perut ibunya, anak ular itu akan merobek plasenta yang membungkusnya.
Anak ular itu merobek plasentanya dengan gigi telur.
Ada pula ular yang berkembang biak dengan cara bertelur dan melahirkan sekaligus.
Ular yang berkembang biak dengan ovovivipar sebenarnya diawali dengan cara bertelur.
Namun, terkur tersebut ditahan di dalam tubuhnya, tidak dikelurkan untuk ditaruh atau disimpan di luar.
Setelah telur menetas, bayi ular akan keluar dalam keadaan utuh dan siap bergerak. Pada saat mengeluarkan bayi ular, saat itu pula cangkang tekur juga keluar.
Ular berbisa banyak yang berkembang biak dengan cara seperti ini. Seperti ular derik dan ular garter.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)