Sindiran Ustaz Dasad Latif usai Rekening Isi Dana Masjid Diblokir PPATK: Apa Gunanya Kalian Sekolah
Arie Noer Rachmawati August 09, 2025 11:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Pemblokiran massal rekening pasif yang dilakukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membuat gaduh.

Tak sedikit masyarakat cemas hingga berbondong-bondong mendatangi kantor bank.

Padahal rekening tersebut mereka gunakan untuk menabung bukan perbuatan kriminal.

Hal yang sama menimpa Ustaz Dasad Latif.

Ustaz Dasad Latif dikenal sebagai penceramah yang memiliki gaya penyampaian yang khas dengan logat Timur yang kental.

Ia juga dikenal penceramah yang mampu menjelaskan tema-tema pengajian secara sederhana dan mudah dipahami.

Ustaz Dasad Latif turut terimbas dari kebijakan yang dilakukan PPATK.

Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dasadlatif1212, Ustaz Dasad menceritakan pengalamannya setelah mendapati rekeningnya diblokir pihak bank.

Unggahan ini kemudian viral dan menuai beragam reaksi warganet.

Rekening Diblokir, Dana Masjid Tertahan

Dalam videonya, Ustaz Dasad mengungkapkan, keterkejutannya saat mengetahui tidak dapat menarik uang dari tabungannya di salah satu bank milik pemerintah.

Dana tersebut rencananya dipakai untuk membeli bahan bangunan masjid.

"Saya hari ini berencana membayar besi, semen, untuk pembangunan masjid saya.

"Jadi saya datanglah mengambil uang yang saya tabung di bank pemerintah. 

"Setelah saya tiba ternyata rekening saya diblokir karena tidak aktif selama tiga bulan," ujar Ustaz Dasad Latif, dikutip dari Tribun Pekanbaru.

Awalnya, ia berusaha berpikir positif dan sempat berdiskusi dengan seorang dosen.
 
Dari situ, ia menyadari kemungkinan pemblokiran ini terkait kebijakan PPATK yang membekukan rekening tidak aktif selama 3 hingga 12 bulan, baik secara sementara maupun permanen.

REKENING DIBLOKIR - Ustaz Dasad Latif.
REKENING DIBLOKIR - Ustaz Dasad Latif memberikan sindiran kepada pemerintah usai rekening isi dana masjid diblokir PPATK. (Instagram/dasadlatif1212)

Sindiran Ajakan Nabung

Ustaz Dasad kemudian menyampaikan kekecewaannya.

Ia menyoroti ironi ajakan negara untuk rajin menabung namun uang yang disimpan justru diblokir tanpa pemberitahuan yang memadai.

"Setahu saya, selalu diiklankan negara 'ayo menabung'. Menabunglah saya. Tapi kenapa diblokir? Kalau tidak disimpan, diambil terus bolak-balik, lebih baik disimpan di dompet. Namanya kita diajak menabung, ya kita simpanlah.”

"Kenapa setelah saya simpan, malah diblokir. Dan duit saya ini tidak banyak,” ungkap Ustaz Dasad Latif menyindir.

Ia menilai kebijakan tersebut memiliki niat baik, tetapi penerapannya kurang tepat.

"Saya tahu niat ini bagus, niat pemblokiran rekening ini baik tapi caranya tidak elegan," katanya.

"Apa gunanya kalian yang sekolah tinggi ke luar negeri, digaji oleh negara, yang bekerja mengelola keuangan masyarakat lalu uang masyarakat ini justru menimbulkan keresahan di masyarakat," paparnya.

Melalui keterangan video, ia juga menegaskan kebijakan yang baik seharusnya membawa manfaat, bukan masalah baru.

Akun Resmi PPATK Diserbu Warganet

Unggahan Ustaz Dasad memicu warganet menyerbu akun resmi PPATK untuk menyampaikan keluhan serupa.

Beberapa komentar yang mencuat di antaranya:

"Katanya @ppatk_indonesia sudah membuka semua blokiran,"

"Ini untuk umat … sama aja kalian dengan menghalangi kita beribadah berdosa sekali … kebajikan bukan kebijakan … tidak sedikit pun membantu dan menjadi baik,"

"@ppid_ppatk gimana ini?"

"Ga pernah keliatan, sekali keliatan meresahkan dan menyusahkan itulah @ppatk_indonesia."

Isu ini semakin ramai dibicarakan setelah muncul kabar PPATK akan menghentikan sementara kebijakan pemblokiran rekening dormant, meski belum ada pernyataan resmi terkait.

Profil Ustaz Dasad Latif

Ustaz Dasad Latif adalah pendakwah asal Pinrang, Sulawesi Selatan, kelahiran 21 Desember 1973.

Selain berdakwah, ia juga mengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin dan UIN Alauddin Makassar.

Ceramahnya kerap tayang di TVRI, SCTV, TV One, radio, dan media sosial, serta sering mengisi kajian di berbagai masjid, termasuk Masjid Sunda Kelapa, Jakarta.

Ia membina Majelis Taklim IWABA, membimbing ibadah haji dan umrah, serta telah menulis sejumlah buku, di antaranya Pilkada; Nikmat atau Bencana?, Islam yang Diperdebatkan, dan Dari Hati ke Hati.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.