Ngopi di Kebon Awi, Sensasi Minum Kopi Dengan Suasana Ketenangan Khas Pedesaan Sukabumi
Mutiara Suci Erlanti August 10, 2025 03:30 PM

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah. 


TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Di tengah hiruk-pikuk Kota Sukabumi, siapa sangka terdapat sebuah tempat yang menawarkan ketenangan khas pedesaan. 

Terletak di wilayah Ciseureuh, Kecamatan Gunungpuyuh, sebuah kafe tersembunyi bernama 'Ngopi di Kebon Awi' menyuguhkan pengalaman ngopi yang jauh dari kebisingan kota.

Berada di balik sebuah gang kecil, kafe ini bukan sekadar tempat minum kopi, bukan pula sekadar kafe kekinian. Tempat ini adalah cerita tentang masa kecil, tentang keluarga, dan tentang tanah yang dahulu disebut rumah.

Begitu memasuki area kafe, pengunjung akan disambut oleh barisan pohon bambu dan pepohonan rindang yang menyejukkan. 

Daun-daun yang bergoyang tertiup angin menciptakan suasana damai, seolah waktu berjalan lebih lambat di tempat ini.


Desain kafe mengusung konsep terbuka dengan dominasi elemen kayu, menciptakan atmosfer alami yang menyatu dengan lingkungan sekitar. 


Meja-meja kayu tersebar di antara pepohonan, sementara alunan musik akustik yang lembut menambah kenyamanan suasana.


Tak heran, kafe ini kini menjadi perbincangan di kalangan anak muda maupun para pekerja yang mencari tempat untuk bersantai atau bekerja jarak jauh. Suasananya yang tenang dan kondusif menjadikannya ruang ideal untuk beristirahat dari kesibukan kota.


Di tengah era yang serba cepat, Ngopi di Kebon Awi hadir sebagai pengingat bahwa sesekali kita perlu berhenti sejenak, menyeruput kopi dalam diam, dan menikmati sejuknya alam, meski hanya sepelemparan batu dari pusat kota.


Pemilik kafe, Indra Saputra, menjelaskan bahwa nama 'Ngopi di Kebon Awi' bukan dipilih secara kebetulan. Kafe ini berdiri di atas lahan bekas kebun milik orangtuanya. Tanah tempat ia dilahirkan dan dibesarkan.


"Konsepnya sebenarnya 'natural homie',  yang identik dengan suasana kebun itu sendiri. Karena ini dulunya memang kebun dan tempat kelahiran saya, jadi nama ‘Ngopi di Kebon Awi’ terasa sangat personal," ujarnya , Minggu (10/08/2025)


Sejak dibuka pada 26 Juli 2025, antusiasme pengunjung terus meningkat. Dalam sehari, kafe ini dikunjungi sekitar 150–300 orang. Pagi hari biasanya dipenuhi oleh ibu-ibu yang datang usai jogging, pengajian, atau mengantar anak sekolah. Siang hari ramai oleh para pekerja kantor, dan menjelang sore hingga malam, didominasi oleh anak muda.


Indra mengakui bahwa lokasi kafenya tergolong tidak biasa karena berada di dalam gang kecil. Namun, ia justru melihat ini sebagai nilai tambah.


'Memang terkesan nyeleneh, karena aksesnya masuk gang. Tapi kami ingin menunjukkan bahwa kafe juga bisa hidup di dalam gang, dengan menghadirkan suasana yang berbeda. Yang dulu terasa mustahil, sekarang terbukti bisa," ungkapnya.


Dari sisi menu, kafe ini cukup beragam. Tersedia berbagai pilihan minuman, makanan Nusantara, hingga perpaduan kuliner Western dan Chinese. Semua ditawarkan dengan harga yang ramah di kantong. 


"Harga minuman mulai dari Rp10.000–30.000, dan makanan dari Rp15.000–40.000," jelasnya.


Menempati lahan seluas 3.200 meter persegi, kafe ini bukan sekadar bisnis. Melainkan juga bentuk penghormatan dan hadiah untuk kedua orang tuanya. 


Indra mengenang masa kecilnya saat melihat orang tuanya bekerja keras menggarap kebun. Kini, tempat yang sama ia ubah menjadi ruang yang penuh kehidupan.


"Dulu orang tua saya mencangkul dan bertanam di sini. Sekarang, mereka bisa menikmati hasilnya tanpa harus berkeringat seperti dulu,” tuturnya dengan haru.


Ke depan, Indra berencana menambah sejumlah fasilitas baru seperti aviary, playground, fine dining, hingga romantic garden, yang tidak hanya menambah daya tarik, tapi juga menyuguhkan nilai edukatif dan pengalaman yang lebih luas bagi pengunjung.


Lebih dari itu, Ngopi di Kebon Awi telah memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar. Tenaga kerja lokal terserap, nilai lahan meningkat, dan perekonomian warga ikut bergerak.


"Yang kami jual sebenarnya adalah nilai autentik, bahwa Sukabumi ini gemah ripah loh jinawi. Suasana damai dan nyaman yang kami hadirkan, adalah cerminan dari Sukabumi itu sendiri," tutupnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.