Grid.ID - Penyanyi rock senior, Ikang Fawzi, mengenang masa-masa sulit setelah kepergian istrinya, Marissa Haque. Ia mengakui sempat berada di titik terendah, namun memilih untuk bangkit dan terus melanjutkan hidup.
"Begitu dia meninggal, kan aku pilihan aku nih mau hidup terus atau mau larut ya kan dalam kesedihan," ujar Ikang saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Meski tetap berusaha melanjutkan hidup dan tampil di panggung, ia mengakui performanya di awal kepergian sang istri tidak sepenuhnya utuh.
"Beberapa minggu setelah dia meninggal, saya manggung hancur-hancuran, tapi orang bilang bagus. Tapi aku benar-benar ngelawan itu, aku punya anak-anak yang mendukung," tuturnya.
Namun, kenangan bersama Marissa yang akhirnya justru menjadi bahan bakar semangatnya saat bernyanyi dan melanjutkan hidup.
"Jadi, ya aku ngerasa sama-sama aja terus pada saat saya nyanyi gitu. Jadi mungkin semangatnya ke situ. Kalau secara imajiner, secara emosional seperti itu," katanya.
Rasa rindu kepada Marissa, diakui pria 65 tahun itu tak pernah hilang. Namun, ia menghadapj kerinduan tersebut dengan berbicara pada foto sang istri di rumah.
"Saya sih suka ngomong sendiri, kan di rumah ada fotonya tuh ya suka aja ngomong sama foto almarhumah," terang Ikang.
"Mungkin dimanapun aku berada aku bicara sama dia, aku rasa ini biasa terjadi ke orang yang ditinggal orang-orang tersayang," jelasnya.
Bagi Ikang, kerinduan itu akan selalu ada, meski kadang sedikit terobati. Ikang pun tak mau mengelak dari perasaan tersebut.
"Ya mungkin rindunya gak akan lepas, tapi mungkin akan sedikit terhibur dan terkoneksi. Aku secara jujur merasa rindunya gak akan lepas, dia akan selalu di deket gue," pungkasnya.