TRIBUNBATAM.id, INDRAMAYU - Misteri kematian tragis Putri Apriyani (24) di sebuah kamar kos di Desa Singajaya, Kecamatan Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (9/8/2025), kini mengarah pada satu nama, AS, sang kekasih yang disebut-sebut merupakan oknum polisi di Polres Indramayu.
Putri ditemukan tewas mengenaskan dengan wajah gosong, diduga akibat luka bakar.
Dugaan pembunuhan semakin kuat setelah polisi menemukan sejumlah barang bukti di lokasi.
Saat olah TKP, petugas mendapati tiga ponsel di kamar korban dua milik Putri dan satu milik AS.
Ketiganya nyaris hangus terbakar. Tak hanya itu, sepeda motor milik AS juga ditemukan terparkir di lokasi.
Sosok Pacar yang Jadi Sorotan
Pengacara keluarga korban, Toni RM, membenarkan bahwa pacar Putri adalah anggota kepolisian.
"Pacar Putri ini merupakan oknum polisi yang berdinas di Polres Indramayu," ujar Toni, Senin (11/8/2025).
Nama Toni RM sebelumnya sempat mencuat di kasus Vina Cirebon, saat ia menjadi kuasa hukum Pegi Setiawan. Kini, ia kembali menjadi sorotan dalam tragedi yang menimpa Putri.
Pihak kepolisian saat ini tengah memburu AS yang menghilang pasca kematian Putri. Dugaan keterlibatannya semakin menguat karena keberadaan barang-barang pribadinya di lokasi kejadian.
"Untuk sementara penyidik menerapkan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian," jelas Toni.
Kasus ini kini ditangani langsung oleh Polres Indramayu, dan publik menanti apakah AS akan segera ditangkap untuk dimintai pertanggungjawaban.
Kata Ayah Korban
Ayah korban, Karja (48) menceritakan, sebelum ditemukan meninggal dunia, sang anak sempat dikirimi uang oleh ibunya yang bekerja di luar negeri.
Korban, lanjut Karja, diminta untuk mengambil yang tersebut senilai Rp35 juta.
Namun, Karja mengaku tak tahu apakah uang tersebut sudah diambil atau belum, karena rekening saat ini masih jadi barang bukti penyelidikan polisi.
"Tapi kalau sudah diambil atau tidaknya kurang tahu karena rekening apanya masih di polisi jadi barang bukti untuk penyelidikan," ujar dia.
Karja menuturkan, Putri diminta untuk mengambil uang tersebut di hari yang sama saat jasad korban ditemukan.
"Kejadiannya kan malam, ini (diminta ambil uang) sorenya,” ujar Karja.
Kematian korban ini cukup menggegerkan warga. Sebab jasad korban ditemukan dalam kondisi janggal yaitu terbakar.
Namun, dari informasi yang diterima Karja, korban tewas karena kehabisan napas.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di benak keluarga, apakah putri bungsunya itu meninggal dunia dahulu kemudian dibakar atau seperti asumsi warga yang meninggal karena dibakar.
“Tapi kalau meninggal karena dibakar, harusnya korban teriak menjerit kesakitan, tapi dari keterangan yang beredar tidak begitu,” ujar dia.
Warga Dengar Tangisan
Sebelum korban ditemukan gosong karena diduga dibakar, warga sempat mendengar tangisan wanita dari dalam kos.
Ketua Karangtaruna Desa Singajaya, Ilyas (27) menuturkan, tangisan tersebut cukup keras hingga terdengar sampai ke luar bangunan kos-kosan.
“Kejadiannya sekitar pukul 02.30 WIB, ada ibu-ibu mau ke pasar dengar tangisan wanita,” ujar Ilyas, dikutip dari TribunJabar.id.
Setelah suara teriakan wanita, dari dalam kos juga keluar dua pria menggunakan sepeda motor.
“Paginya baru geger, ternyata ada penemuan mayat,” ujar dia.
Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.
“Korban wanita, kejadian ini masih dalam penyelidikan polisi,” ujar dia.
Sejumlah saksi, ujar Tarno, sudah dimintai keterangan.
“Untuk saksi-saksi sudah kita bawa ke Polres untuk dimintai keterangan, jumlahnya ada beberapa dan mungkin nanti akan bertambah seiring perkembangan perkara,” ujar dia.
Barang bukti juga sudah dikumpulkan oleh pihak kepolisian.
“Barang bukti sudah kita kumpulkan untuk melengkapi pengungkapan kasus ini,”
“Mohon doa dari semuanya, mudah-mudahan secepatnya bisa kita ungkap,” lanjut AKP Tarno.