TRIBUNNEWS.COM - Karangan bunga dan spanduk protes terhadap Bupati Pati Sudewo semakin banyak bermunculan di depan Kantor Bupati hingga Gedung DPRD, menandakan tekanan masyarakat yang semakin memuncak menjelang unjuk rasa besar 13 Agustus 2025.
Bupati Pati Sadewo adalah tokoh yang tengah menjadi sorotan nasional karena kebijakan kontroversialnya sebagai Bupati Pati, Jawa Tengah.
Pada Mei 2025, Sudewo menetapkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen
Alasannya, karena PBB tidak pernah naik selama 14 tahun, dan Pati tertinggal dari kabupaten tetangga dalam pendapatan daerah
Tujuan untuk meningkatkan anggaran pembangunan infrastruktur dan layanan publik.
Kebijakan ini memicu demo besar-besaran dari warga Pati
Pernyataan Sudewo yang menantang warga untuk demo “50 ribu orang silakan” dianggap arogan
Warga membentuk Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, menggalang donasi dan menuntut Sudewo mundur dari jabatan
Sudewo menjabat sebagai Bupati Pati sejak 20 Februari 2025.
Masa jabatan berlangsung selama 5 tahun, hingga 2029. Selama periode masa jabatan, dia didampingi Wakil Bupati Pati Risma Ardhi Chandra. Ia adalah seorang pengusaha asal Semarang, lahir pada 11 Mei 1976
Jika melihat suara di Pilkada 2024
Sudewo menang cukup meyakinkan, tapi kini menghadapi tekanan besar dari masyarakat karena kebijakan pajak yang kontroversial.
Jumlah Suara di Pilkada 2024
Pasangan
Sudewo – Risma Ardhi Chandra
Jumlah Suara
419.684 suara
Persentase
53,54%
Pasangan
Wahyu – Suharyono
Jumlah Suara
335.318 suara
Persentase
42,77%
Pasangan
Budiyono – Novi Eko Yulianto
Jumlah Suara
28.946 suara
Persentase
3,69%
Total suara sah: 783.948
Total suara (termasuk tidak sah): 814.148
Namun dukungan dan kepercayaan masyarakat kini berbalik. Bahkan, ada aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang akan menggelar unjuk rasa besar pada 13 Agustus 2025.
Dukungan masyarakat terus mengalir bagi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.
Posko donasi di depan Kantor Bupati Pati sejak 1 Agustus dipenuhi kiriman logistik dari simpatisan, terutama ribuan dus air mineral yang memenuhi area sekitar kantor bupati dan juga merambah ke depan Gedung DPRD Pati dan bundaran Alun-Alun.
Selain itu, spanduk dan karangan bunga yang berisi protes terhadap Bupati Sudewo terus bertambah.
Salah satu spanduk putih besar yang dipasang di bawah videotron bertuliskan, “Pak Presiden Prabowo, Pecat Bupati Sudewo atau Jateng Boikot Partai Gerindra.” Karangan bunga dengan tulisan “Hai Sudewo, Tanggung Jawab atas Mulut dan Ucapan Sombongmu” dikirim oleh kelompok “Modal Nekat (Bogor OTW).”
Terdapat juga sepeda motor bebek bertumpuk air mineral dan dilengkapi bendera merah putih serta bendera hitam bergambar bajak laut dari serial anime One Piece sebagai simbol dukungan.
Masyarakat Pati berdonasi untuk demo melawan Bupati Sudewo sebagai bentuk solidaritas dan perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil serta sikap arogan pemimpin daerah mereka.
Donasi ini bukan sekadar logistik, tapi simbol bahwa rakyat Pati bersatu menolak kebijakan yang dianggap sewenang-wenang.
Meski Sudewo sudah membatalkan kenaikan pajak dan meminta maaf, warga tetap akan demo pada 13 Agustus 2025. Tuntutan utama adalah Sudewo mundur dari jabatan Bupati secara kesatria
Sementara itu, Koordinator Aliansi, Supriyono alias Botok, menyatakan donasi berasal dari berbagai kelompok dan individu di seluruh Kabupaten Pati, bahkan dari Jakarta, Jogja, Rembang, Kudus, Jepara, hingga WNI di luar negeri.
Donasi air mineral diperkirakan mencapai 14 ribu dus, dengan tambahan makanan ringan, roti, beras, tumpeng, pisang, dan kelapa muda.
Botok menegaskan tuntutan pendemo hanya satu, yaitu Sudewo mundur secara kesatria atau dilengserkan oleh masyarakat Pati.
Sementara itu, KH Abdul Karim dari Forum Organisasi Sosial Keagamaan (Forsika) Pati meminta Bupati Sudewo introspeksi dan meminta maaf atas kebijakan yang diambil tanpa melibatkan tokoh agama dan masyarakat.
Pernyataan sikap Forsika disampaikan di Mapolresta Pati dan diserahkan secara simbolis ke Kapolresta Kombespol Jaka Wahyudi untuk mendukung suasana kondusif.
Forsika mengapresiasi keputusan Bupati membatalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan serta mengembalikan sistem pembelajaran enam hari sekolah.
Mereka juga mengimbau pendemo menjaga ketertiban dan menghindari anarkis, serta meminta aparat menggunakan pendekatan persuasif dan humanis.
KH Abdul Karim mengajak masyarakat bersama-sama berdoa agar situasi di Pati tetap aman dan damai. Pernyataan ini ditandatangani berbagai ketua organisasi keagamaan di Pati.
Profil Singkat Sudewo
Nama
H. Sudewo
Lahir
11 Oktober 1968, Pati, Jawa Tengah
Pendidikan
S1 Teknik Sipil (UNS), S2 Teknik Pembangunan (UNDIP)
Jabatan
Bupati Pati sejak 20 Februari 2025
Partai Politik
Gerindra
Keluarga
Suami dari dr. Atik Kusdarwati, ayah dari 4 anak