Kisah Anak Tukang Sayur Lolos Masuk Akpol Tanpa Bantuan Ordal, Tiap Hari Giat Bantu Ibu di Pasar
Mujib Anwar August 12, 2025 09:30 AM

TRIBUNJATIM.COM - Seorang anak tukang sayur asal Sumatera Selatan berhasil membuktikan kemampuannya lolos seleksi masuk Akademi Kepolisian (Akpol) 2025.

Berkat perjuangan dan kerja kerasnya, Rafael Hutabarat berhasil lolos tanpa adanya embel-embel bantuan orang dalam.

Kisahnya menjadi salah satu bukti bahwa usaha tidak mengkhianati hasil.

Rafael punya cita-cita untuk jadi polisi.

Keinginannya tersebut diungkap Rafael dalam sebuah tayangan video yang dibagikan di akun Tiktok @polisi__Indonesia.

Rafael ingin menjadi polisi untuk membanggakan kedua orang tuanya, sekaligus menegakkan hukum di Indonesia.

"Motivasi saya jadi polisi karena saya ingin melayani masyarakat dan ingin menegakan hukum, melakukan yang terbaik," katanya.

Karena cita-citanya tersebut, Rafael membuat kebiasaan untuk melatih dirinya agar bisa lolos Akpol.

Sehari-hari, Rafael berjuang keras dalam membantu ibunya di pasar.

Ia bangun setiap pukul 4.00 pagi, untuk mengantarkan sang ibu.

Sang ibu bernama Asna Mariati Malau, sedangkan ayahnya bernama Nazaruddin Hutabarat.

Kedua orang tua Rafael tersebut biasa berjualan di Pasar Azhar Kenten Laut.

Setiap pagi setelah mengantar sang ibu ke pasar pukul 4.00 pagi, Rafael lanjut jogging pukul 6.00 hingga 8.00 WIB.

"Lari saya 3.000 meter (dalam 12 menit)," kata Rafael, melansir Tribun Jakarta.

"Bagaimana saya mendapatkannya, yaitu jam 4 subuh saya bangun untuk mengantar ibu saya ke pasar, selanjutnya saya jogging jam 6.00 sampai jam 8," bebernya.

Rafael anak tukang sayur lolos Akpol tanpa embel-embel ordal, tiap hari berjuang bantu ibu di pasar.
Rafael anak tukang sayur lolos Akpol tanpa embel-embel ordal, tiap hari berjuang bantu ibu di pasar. (TikTok/polisi__Indonesia)

Setelah itu, Rafael lanjut mengikuti bimbingan untuk sekolah kedinasan.

Bimbingan belajar tersebut ia lakukan sampai malam hari.

"Saya bimbingan tes di Kokosoni dari jam 9 sampai jam 9 malam," ungkapnya.

Berkat kerja kerasnya, pada saat seleksi tingkat daerah, Rafael bahkan mendapatkan peringkat 1 di Polda Sumsel.

Selain itu, latar belakang keluarga juga menjadi semangat bagi Rafael untuk lolos masuk Akpol 2025.

Dia berharap, nantinya ia mampu lulus terpilih agar bisa membanggakan kedua orang tuanya.

"Harapan saya tahun ini, saya berhasil lulus terpilih dan membanggakan orang tua saya beserta keluarga."

"Pesan untuk catur-catur lain, jangan dengerin kiri atau kanan, terus maju pantang mundur."

"Karena Tuhan pasti berikan jalan kepada umatnya yang selalu berusaha," beber dia.

Kisah sukses juga dialami Gigih Novita Salamun, anak sopir rental mobil asal Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur.

Tak pernah terpikirkan, ia bisa lolos jadi perwira dari pendidikan Akademi Angkatan Laut (AAL) Bumimoro Surabaya, Kamis (10/7/2025).

Pasalnya, ia bukan dari keluarga TNI dan hanya dari keluarga sederhana.

Ibunya, Mariyatun, juga ibu rumah tangga biasa.

Sementara dua kakak perempuannya sudah lebih dulu berumah tangga seperti pada umumnya perempuan di kampung.

Namun, Gigih mampu menunjukkan kepada siapapun bahwa anak sopir bisa menjadi Taruna AAL dan kini lulus jadi perwira. 

PERWIRA - Gigih Novita Salamun, anak sopir rental mobil asal Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, lulus jadi perwira dari pendidikan Akademi Angkatan Laut (AAL) Bumimoro Surabaya. Ia bukan dari keluarga TNI, Kamis (10/7/2025).
Gigih Novita Salamun, anak sopir rental mobil asal Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, lulus jadi perwira dari pendidikan Akademi Angkatan Laut (AAL) Bumimoro Surabaya, Kamis (10/7/2025). Ia bukan dari keluarga TNI. (Tribun Jatim Network/Nuraini Faiq)

Usia lulus dari SMA Hangtuah 2 Surabaya, Gigih makin kuat untuk menjadi sosok tentara wanita.

Dengan tinggi badan di atas rata-rata, wanita kelahiran 20 November 2000 ini bertekad ingin menjadi tentara.

Orang tua Gigih yang mengetahui putrinya punya cita-cita tersebut terus mendukung.

Begitu lulus SMA pada 2019, Gigih langsung mencoba mendaftar ke calon Bintara, bukan perwira.

Namun, kesempatan pertama ini gagal dan dia tidak lolos.

Kegagalan di kesempatan pertama ini dijadikan cambuk dan penyemangat untuk makin giat berlatih dan menyiapkan diri.

Karena menyadari dari keluarga biasa, Gigih hanya bisa berlatih sendiri.

Dia tidak ikut les atau bimbel masuk angkatan.

"Saya hanya berlatih mandiri. Tidak ikut les sama sekali," kenangnya.

Tahun berikutnya hingga tahun ketiga, Gigih kembali berjuang untuk kesempatan berikutnya, namun, lagi-lagi gagal.

Tak patah arang, Gigih meningkatkan porsi latihan dan kemampuan akademiknya.

Terhitung delapan kali Gigih mencoba mengejar impiannya jadi tentara lewat Bintara, tapi gagal, meski mendaftar di semua matra.

Di kesempatan kesembilan, justru dia malah melompat impiannya jadi perwira, bukan Bintara lagi.

"Delapan kali gagal Bintara, tapi sekali lulus Taruna," kenang Gigih saat momen wisuda AAL, Kamis (10/7/2025).

Bahkan di luar ekspektasinya, dari ratusan pendaftar perempuan, hanya ada tiga siswi yang dinyatakan lolos.

Gigih menuturkan, dia bertengger di ranking satu.

"Padahal saya sudah pasrah. Fokus, kerja keras, komitmen, dan doa kedua orang tua," ujarnya membocorkan rahasianya hingga bisa masuk AAL tiga tahun lalu.

Awalnya dia mengaku sempat minder saat mendaftar AAL.

Tapi dia tahu persis untuk bisa menembus menjadi Taruna AAL tidak melihat latar belakang keluarga, tapi kemampuan dan kapabilitas pendaftar sehingga lolos tes. 

"Saya hanya ingin buktikan meski anak sopir rental bisa lolos Taruna AAL dan jadi perwira AAL sekarang," ucap Gigih yang kini menjadi perwira Korps Pelaut.

Dia merasa bangga saat mendapat ucapan langsung dari Kasal Laksamana TNI, Muhammad Ali.

Nama Gigih dipanggil dan mendapat ucapan dari petinggi TNI AL hingga Gubernur AAL.

Saat ditemui usai wisuda, Kasal Muhammad Ali menuturkan, rekrutmen masuk Taruna AAL terbuka untuk siapapun, tidak memandang latar belakang keluarga, suku, maupun agama. 

"Dari keluarga TNI atau bukan. Golongan kaya miskin atau suku apapun, kesempatannya sama. Asal lulus tes di daerah dan di pusat (Magelang). Dan Tidak dipungut biaya apapun," kata Ali.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.