Dokter Tirta Murka Tantang Keluarga Pasien, Rekan Seprofesi Dipaksa Lepas Masker: Saya Ajak Lari!
Wahyu Septiana August 16, 2025 02:30 AM

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus perlakuan tak pantas yang diterima dokter RSUD Sekayu, dr. Syahpri Putra Wangsa sudah sampai ke telinga Dokter Tirta.

Dokter yang memiliki nama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini murka rekan seprofesinya diperlakukan tak pantas oleh keluarga pasien.

Bahkan, Tirta kini balik menantang keluarga pasien yang bertindak tak pantas untuk balapan lari hingga bertarung MMA.

Kasus ini bermula saat dr. Syahri Putra Wangsa menerima intimidasi secara verbal hingga dipaksa buka masker oleh keluarga pasien VIP di RSUD Sekayu. 

Sebagai sesama tenaga medis, dr Tirta mengaku kecewa terhadap insiden tersebut. 

Tirta menilai sikap Dokter Syahpri sudah sesuai prosedur. 

"Protokol yang dilakukan sejawat saya itu sudah benar, sangat benar. Kalau ada keluhan, salurkan lewat jalur resmi, bukan dengan emosi atau memukul dokter," katanya pada Jumat (15/8/2025). 

Semestinya, kata Tirta, keluhan soal antrean atau administrasi disampaikan melalui media resmi rumah sakit seperti kotak kritik dan saran atau humas. 

dr Tirta lalu menyindir keras aksi keluarga pasien tersebut. 

Bahkan, dr Tirta berandai jika perlakuan kasar itu dialaminya, ia akan balik menyerang. 

"Kalau saya yang dipukul, mending sparing MMA tapi enggak ada rule. Nanti tukang parkir ikut, sekuriti ikut. Yang kasihan pasiennya," ujarnya. 

Mengenai persoalan antrean atau administrasi asuransi sebenarnya masyarakat bisa menyalurkan keluhannya lewat media pengaduan resmi di rumah sakit tersebut. 

"Kalau melampiaskan emosi dengan memukul atau narik kerah dokter dan nantang dokternya itu bisa berujung ke masalah hukum yang panjang," katanya. 

Dokter Tirta pun melayangkan sindiran ke pelaku yang memaki-maki hingga membuka paksa masker Dokter Syahpri. 

Dengan gaya khasnya yang ceplas ceplos, ia menantang pelaku untuk berlari nyaris half marathon. 

"Kalau saya digituin, mungkin saya 'puh' (gerakan meludah). Atau malah saya ajak lari 20 KM. Kalau senior saya yang jago tinju dipukulin, mak bleng itu," ujarnya. 

Ia mendukung penuh proses hukum kasus ini agar menjadi pelajaran atau efek jera bagi pelaku. 

"Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Kendalikan emosi, karena tujuan kita sama, pasien cepet sembuh," pungkasnya. 

Respons Menkes

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan keprihatiannya terkait intimidasi yang dialami dokter Syahpri Putra Wangsa. 

Budi Gunadi pun menegaskan akan mendukung penuh langkah hukum yang ditempuh Syahpri. 

Kapolres Musi Banyuasin (Muba), AKBP God Parlasro Sinaga memastikan penyelidikan kasus tersebut tetap berlanjut. 

“Saya turut prihatin terhadap kejadian kekerasan verbal dan fisik yang dialami oleh dokter Syahpri pada 12 Agustus kemarin. Beliau mendapatkan ancaman verbal, direkam tanpa izin, dan dipaksa melepas masker di ruang isolasi oleh keluarga pasien,” kata Menkes dikutip dari Instagram resminya pada Kamis (14/8/2025).

Budi mengatakan dokter Syahpri ialah dokter subspesialis yang sudah mengabdi di RSUD Sekayu, berjarak sekitar empat jam perjalanan dari Kota Palembang. 

Kekerasan dan pelecehan terhadapnya pun tidak dapat diterolerir.

"Apalagi kepada tenaga medis berkualitas yang mengabdi di daerah,” tegasnya.

Ia mengerahkan tim dari Kementerian Kesehatan untuk membantu mengawal proses hukum yang ditempuh dokter Syahpri.

“Semoga proses hukum berjalan lancar dan memberi efek jera bagi pelaku,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga memastikan penyelidikan kasus ini tetap berlanjut.

Hingga saat ini, pihaknya belum menerima adanya perdamaian dari pelapor maupun terlapor.

“Apabila kedua belah pihak nantinya ingin bertemu untuk mengupayakan perdamaian, tentu kami fasilitasi. Namun, selagi belum ada kesepakatan damai, proses hukum tetap berjalan,” kata God.

Kasus ini mendapat perhatian luas publik dan tenaga kesehatan, yang menyerukan perlindungan lebih kuat bagi dokter dan tenaga medis di lapangan.

Penyidik pun telah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang saksi terkait laporan tersebut.

Mereka dimintai keterangan terkait peristiwa kejadian ketika korban dipaksa oleh keluarga pasien untuk membuka masker ketika sedang bertugas.

"Kami pastikan laporannya diproses sesuai prosedur yang berlaku. Buktinya tadi pagi, saya langsung asistensi yang dihadiri Kasat Reskrim dan Kasi Propam untuk memastikan kasus ini berjalan sesuai prosesnya," jelas God.

Diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Sekayu drg. Dina Krisnawati Oktaviani membenarkan bahwa keluarga pasien dan dokter Syahpri telah bertemu untuk mengklarifikasi kejadian.

Pertemuan itu berlangsung di RSUD Sekayu pada Rabu (13/8/2025). 

Namun, ia membantah kabar bahwa pertemuan itu membuat langkah hukum dokter Syahpri yang sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Muba dihentikan.

"Pertemuan dengan keluarga pasien bukan bertujuan untuk menghentikan proses hukum, melainkan untuk memberi ruang klarifikasi dari keluarga pasien atau terduga pelaku," ujar Dina kepada wartawan, Kamis (14/8/2025).

"Pihak RSUD Sekayu akan tetap memastikan, mendampingi, mendukung, dan mengawal proses hukum yang tetap berlanjut sesuai ketentuan yang berlaku dan sepenuhnya menjadi kewenangan aparat kepolisian serta penegak hukum," tuturnya.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.