SURYA.CO.ID, JEMBER - Bupati Jember Muhammad Fawait atau Gus Fawait membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa di Sekolah Rakyat terintegrasi 6 Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim), Jumat (15/8/2025).
Hal tersebut dilakukan, sebagai simbol dimulainya pembelajaran siswa sekolah yang dibangun oleh pemerintah pusat, program yang dinisiasi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bupati Gus Fawait mengatakan, Sekolah Rakyat ini dibangun di lahan seluas 9 hektare, dengan fasilitas lengkap untuk mendukung pembelajaran murid.
"Setiap siswa mendapatkan laptop, dan digedung sekolah nanti juga dilengkapi mesin cuci, tempat tidur layak dan makanan bergizi," ujarnya.
Menurut Gus Fawait, bangunan fisik sekolah sudah 100 persen, tinggal tersisa sarana pendukung lainnya yang perlu dilengkapi untuk belajar siswa.
"Saya pikir diawal-awal pasti tidak ideal, tetapi sebagai permulaan ini sudah on the track. Sementara ini, siswa yang belajar masih jenjang SD dan SMP. Untuk SMA akan dibangun kalau semuanya sudah lengkap," jelas Gus Fawait.
Berdasarkan desain bangunan lembaga pendidikan yang telah dirancang, lanjutnya, sangat megah dibandingkan dengan gedung sekolah lain.
"Sekolah termegah dan isinya adalah anak-anak yang masuk katagori kurang mampu. Ini bikin saya bangga, saya tidak kepikiran bisa sampai segitu," tutur Gus Fawait.
Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 6 Jember, Kartika Sari Dewi, menjelaskan bahwa beberapa yang masih perlu dilengkapi di antaranya lemari, sepatu dan meja.
"Pada awal kegiatan kami menggelar pembelajaran yang menyenangkan, agar timbul rasa betah tinggal di asrama," ucapnya.
Kendala awal khususnya bagi murid Sekolah Dasar (SD), dia mengungkapkan adanya orang tua yang tidak tega melepas putra-putrinya tinggal di asrama.
"Karena anak SD usia 7 tahun sebagian besar tidak mandiri, seperti mencuci baju. Dia bisa dikeloni, jadi ketika melihat orang tuanya pulang, anak-anak tersebut nangis," papar Kartika.
Kartika juga mengungkapkan, jumlah pelajar yang ada di Sekolah Rakyat Jember sebanyak 95 orang, terbagi dalam jenjang SD dan SMP.
"51 siswa SMP, 44 siswa SD. Sementara untuk jumlah guru kami ada 14 orang," tandasnya.