Acara atau hajatan di Indonesia identik dengan ketersediaan makanan untuk dinikmati para tamu. Mereka tak hanya bisa mencicipi makanan tersebut di tempat, tapi juga untuk dibawa pulang.
Namun, sering kali tamu bersikap seenaknya. Mereka menjadi pasukan 'kolombus'. Istilah ini disematkan netizen untuk 'kelompok bungkus-bungkus', merujuk pada mereka yang hobinya membungkus makanan di acara hajatan.
Jumlah makanan yang dibungkus kerap tidak wajar sehingga aksi 'kolombus' meresahkan. Mereka seolah tidak mempertimbangkan ketersediaan makanan untuk tamu lain atau perasaan si tuan rumah.
Pakar etiket Ellen Tendean (21/10/2024) mengungkap etiket bungkus makanan agar kamu tak jadi pasukan 'kolombus'. Ia mengatakan dalam jamuan makan informal sering kali tuan rumah memang sudah menyiapkan kantong plastik atau kotak untuk bungkus makanan. Namun bukan berarti tamu dapat bersikap seenaknya.
Berikut 3 etiket bungkus makanan saat di acara:
1. Ambil maksimal 2 porsi
Ellen mengatakan, "Ambil maksimum 2 porsi saja, cukup untuk 2 orang. Dan jangan berlebihan seperti mengambil stok makanan untuk 3 hari." Ia mengingatkan jangan serakah karena mungkin tamu lain ingin mengambil makanan yang sama. Hindari hanya menyisakan sedikit makanan saja sehingga terkesan sebagai basa-basi.
|
2. Tunggu dipersilakan tuan rumah
Tips etiket lain yang tak kalah penting saat membungkus makanan adalah tidak mulai membungkus makanan jika tuan rumah belum mempersilakan. Pastikan juga tuan rumah memang memiliki budaya mengizinkan tamu membungkus makanan.
3. Pakai wadah yang sudah disediakan
Bagi yang sering menjadi tuan rumah acara atau panitia, pastikan menyiapkan kotak makanan yang memiliki kompartemen. Dengan begitu tamu dapat membungkus makanan dengan rapi dan setiap orang mendapatkan porsi yang sama. Lalu sebagai tamu, usahakan hanya bungkus makanan menggunakan wadah yang sudah disediakan.
Netizen tercerahkan dengan informasi seputar etiket membungkus makanan yang diberikan Ellen Tendean. Banyak dari mereka mengaku sering melihat pasukan 'kolombus' beraksi dan mengatakan bahwa adab membungkus makanan tak dipengaruhi faktor kaya atau miskin.
"Setuju banget harus ada adab dan etika saat sesi bungkus-bungkus, kadang pada berebut suka risih lihatnya," kata seorang netizen.