LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Hujan deras yang mengguyur sejak pagi tak menyurutkan semangat ribuan peserta dalam Pawai Karnaval HUT ke-80 RI, di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (18/8/2025).
Ribuan pelajar dari jenjang PAUD hingga SMA sederajat, perwakilan kelurahan/desa, serta komunitas masyarakat dengan penuh antusias menampilkan berbagai atraksi dan kostum kreatif sepanjang rute karnaval.
Dengan start dari Lapangan Merdeka Dabo Singkep, pawai dilepas langsung oleh Wakil Bupati Lingga, Novrizal, sekira pukul 08.30 WIB.
Iringan marching band yang bergemuruh menambah semarak suasana, menyulut semangat para peserta dan penonton meski jalanan becek dan langit terus mengguyur air hujan.
Dari balik gerimis yang berubah menjadi hujan deras, suara drum marching band menggelegar memecah pagi Dabo Singkep.
Lagu-lagu perjuangan berpadu dengan sorakan warga yang berdiri di sisi jalan, berpayung plastik seadanya, atau bahkan tanpa pelindung sama sekali.
Di antara barisan peserta, tampak wajah-wajah kecil dari anak-anak PAUD dan TK, menggenggam erat tangan guru mereka.
Adapula yang menaiki kendaraan hias, mengenakan kostum profesi lengkap atau memakai pakaian adat.
Wakil Bupati Lingga, Novrizal, yang turut melepas peserta dari garis start, menyampaikan apresiasi tinggi dan berdiri tegak di tengah hujan menyaksikan kegiatan tersebut hingga akhir.
"Tetap semangat, tetap tertib, jangan dipaksa kalau seandainya hujan deras," ujar Novrizal.
Sudut-sudut kota dipenuhi warga yang memadati sisi jalan, rela berbasah-basah demi menyaksikan pawai tahunan ini.
"Ada anak saya ikut pawai," ujar Kris, salah satu orang tua peserta dengan wajah bangga kepada Tribunbatam.id.
Ragam kostum unik dan penuh warna mewarnai pawai.
Mulai dari kostum profesi seperti dokter dan petani, pasukan Hantu Rimba ala Kopassus, busana adat Melayu, hingga atraksi khas daerah seperti Reog Ponorogo.
Tak hanya itu, peserta juga menampilkan kendaraan hias dan alat tangkap ikan tradisional seperti kelong, memperkaya nilai budaya lokal yang ditampilkan.
Di tengah riuhnya pawai, seorang bocah laki-laki tampak berjalan dengan atribut unik, membawa seutas tali menggantung di pundaknya, di ujungnya bergoyang-goyang potongan ikan dan alat pancing dari kardus bekas.
Namanya Kenzi, siswa Sekolah Islam Terpadu IC Dabo Singkep. Ia tak malu membawa replika sederhana itu.
"Ini ide dari Ustadz Ismail untuk ikut pawai," katanya polos, senyumnya lebar meski bajunya mulai basah kuyup.
Tak jauh dari Kenzi, seorang peserta lain mencuri perhatian.
Arjuna, santri dari Pondok Pesantren Darul Iman, berjalan perlahan dengan satu kaki, dibantu tongkat.
Kostum putih yang dikenakannya penuh bercak merah seperti darah, melambangkan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
“Saya memerankan pejuang kemerdekaan. Insya Allah tetap semangat meski hujan,” ujarnya tenang.
Di barisan lain, aura kekinian berpadu dengan kreativitas lokal.
Qolif Kurnia, remaja yang mengenakan kostum Pasukan Hantu Rimba, tampil mencolok.
Tubuhnya dibalut tali rafia yang kusut dan berwarna gelap.
Gagasan itu bukan dari buku sejarah atau pelajaran sekolah.
“Ide dari TikTok, jadi bahannya beli tali rafia," ujarnya.
Di tengah barisan yang mulai melambat karena jalanan licin dan genangan air, tampak sosok Nanda Riki Pratama dari SMPN 2 Singkep.
Bersama teman-temannya, ia mendorong replika tank atau menyerupai kendaraan tempur TNI.
Meski seragam Pramuka yang dikenakannya sudah kuyup dan berat, Nanda tetap tegak berdiri,
Tak jauh di belakangnya, langkah seorang pelajar berbalut baju muslim, membuat banyak pasang mata tertuju padanya.
Ia adalah Muhammad Ihsan, siswa dari SMP Islam Terpadu (IT) Insan Cendekia (IC) Dabo.
Hari itu, Ihsan memerankan tokoh besar dalam sejarah Indonesia, Buya Hamka.
Tiba-tiba, deru suara musik gamelan terdengar dari kejauhan.
Reog muncul di tengah barisan, megah dengan kepala singa dan bulu merak yang menjulang.
Sang penari reog, yang tampak sudah paruh baya, meliukkan tubuhnya dengan lincah meski tanah licin dan berat.
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kecamatan Singkep ini berakhir sekira pukul 11.00 WIB, dengan garis finish kembali ke Lapangan Merdeka Dabo Singkep. (Tribunbatam.id/Febriyuanda)