Suasana Pengajian Hari ke-4 Wafatnya Mpok Alpa, Terlihat Karangan Bunga dari Jokowi hingga Rano Karno
Faza Anjainah Ghautsy August 19, 2025 04:34 PM

Grid.ID- Pengajian hari ke-4 wafatnya Mpok Alpa diketahui telah diselenggarakan. Dalam momen tersebut terlihat ada karangan bunga dari berbagai tokoh seperti Jokowi hingga Rano Karno.

Pengajian untuk memperingati empat hari wafatnya Mpok Alpa diselenggarakan di rumah duka yang berlokasi di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Acara ini dilaksanakan pada Senin malam, 18 Agustus 2025.

Kegiatan doa bersama yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB berlangsung dengan penuh kekhusyukan dan dihadiri keluarga serta warga sekitar. Selama prosesi pengajian berlangsung, suasana berjalan dengan tenang dan dipimpin seorang ustaz.

Tak kalah menarik perhatian, lokasi pengajian yang menggunakan area parkir di depan rumah almarhumah turut dihiasi karangan bunga dari sejumlah selebritas dan tokoh penting nasional. Dua papan bunga yang mencuri perhatian datang dari Mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno.

Melansir dari TribunStyle.com, karangan bunga dari kedua tokoh tersebut berdiri di sisi kiri tempat pelayat berkumpul. Papan bunga milik Presiden Jokowi yang didominasi warna kuning, hitam, dan putih ditempatkan berdampingan dengan papan bunga dari Rano Karno.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Mpok Alpa meninggal dunia pada Jumat pagi, 15 Agustus 2025, pukul 08.00 WIB di RS Dharmais, Jakarta Barat. Dia menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan penyakit kanker payudara yang dideritanya.

Mpok Alpa berjuang dalam diam melawan kanker, tanpa mengumumkan kondisinya ke publik. Ajie Darmaji, suami dari almarhumah Mpok Alpa, mengungkap alasan sang istri menyembunyikan penyakit kanker payudara yang dideritanya.

Menurut Ajie, Mpok Alpa adalah sosok yang tidak ingin merepotkan siapa pun dalam keadaan apa pun. Komedian satu ini memilih merahasiakan penyakitnya, bahkan dari sahabat-sahabat dekatnya.

“Karena orangnya memang enggak bisa diam, almarhum. Katanya, punya penyakit jangan dimanja. Mau dikasih tahu ke orang juga enggak mau,” ujar Ajie.

Ajie mengatakan bahwa istrinya yakin bisa menghadapinya sendiri dan enggan meminta bantuan. Meski beberapa teman menyarankan agar terbuka, Mpok Alpa tetap bersikukuh merahasiakan kondisinya.

“Katanya selagi kita masih bisa, mampu, kita aja,” ucap Ajie.

Sikap mandiri Mpok Alpa menjadi kebanggaan sekaligus duka bagi sang suami. Bahkan di masa sulit, dia tetap tak ingin menjadi beban bagi orang lain.

Ajie juga menyampaikan bahwa sang istri memiliki prinsip hidup yang kuat, yakni lebih suka memberi daripada menerima. Nilai itu tertanam dalam dirinya hingga hari wafatnya Mpok Alpa.

“Karena pernah saya ajarin sesuatu, memang harus lebih banyak memberi daripada menerima,” kata Ajie.

Hari-hari terakhir Mpok Alpa pun dijalani dengan kesabaran dan senyuman, meski penyakit terus menggerogoti. Ajie bahkan mengenang malam sebelum kepergian istrinya, ketika Mpok Alpa mulai merasa sesak dan gelisah.

Pagi harinya, kondisi Mpok Alpa semakin memburuk dan dia meminta agar oksigen dilepas. Ajie melihat sang istri mulai menolak diselimuti karena merasa sangat sesak.

“Jam 8 minta copotin oksigen. ‘Pa ini copotin ya, Mama enggak kuat, napas sudah di sini.’ Kita selimutin, tapi dibuang sama dia,” ungkap Ajie,dilansir dari Kompas.com.

Dalam pelukan sang suami, Mpok Alpa mengucapkan kalimat syahadat sebelum mengembuskan napas terakhirnya. Perempuan bernama asli Nina Carolina itu meninggal dunia di usia 38 tahun.

“Saya peluk, saya bilang ‘Ikutin ya.’ Sampai ‘Laa ilaaha illallah’, cuma sampai ‘Allah’… lalu merem, sudah habis (napasnya),” kata Ajie.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.