Mengapa Pembelajaran Perlu secara Holistik Melibatkan Murid dalam Olah Hati, Olah Rasa, Olah Pikir, dan Olah Raga?
Moh. Habib Asyhad August 19, 2025 04:34 PM

Mengapa pembelajaran perlu secara holistik melibatkan muri dalam olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga? Ini jawabannya.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Seiring berkembangnya zaman, berkembang juga model pembelajaran. Dan sekarang kita mengenal apa yang disebut sebagai pembelajaran holistik.

Namanya pembelajaran holistik artinya harus melibatkan banyak elemen. Termasuk elemen olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Artikel ini akan membahas tentang mengapa pembelajaran perlu secara holistik melibatkan muri dalam olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

Sebelumnya kita akan membahas apa itu pembelajaran holistik.

Pengertian pembelajaran holistik

Pembelajaran holistik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan pengembangan potensi siswa secara harmonis. Pembelajaran holistik menekan pada arti penting pembelajaran yang terpusat pada siswa. Prinsipnya, subjeknya adalah siswa.

Pembelajaran holistik diharapkan bisa membentuk siswa yang dapat mengenali potensi dirinya dan dengan begitu bisa mengembangkannya secara optimal. Ada beberapa aspek dalam diri siswa yang bisa dikembangkan dengan pendekatan ini. Mulai dari aspek emosional, aspek intelektual, aspek sosial, aspek fisik, dan aspek estetika.

Jika mengacu pada buku 20 Karakteristik Pembelajaran Holistik, Jaja Jamaludin, S.Pd., M.Si. (2024: vii), pembelajaran holistik adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui keterkaitan berbagai aspek pembelajaran dengan tujuan untuk meleburkannya menjadi suatu kesatuan yang kohesif. Prinsip utama pembelajaran holistik salah satunya adalah integrasi pengetahuan di seluruh mata pelajaran; bahwa pengetahuan dan keterampilan saling berhubungan dan tidak boleh dipelajari secara terpisah.

Apa saja karakteristik pembelajaran holistik?

Pertama adalah integrasi pengetahuan. Artinya pembelajaran holistik mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan dalam satu konteks pelajaran. Misalnya, selain belajar matematika, siswa juga harus belajar ilmu sosial untuk melatih kepekaannya.

Kedua, bersifat kontekstual. Pembelajaran holistik harus terkait dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya belajar ilmu pengetahuan alam dan kemudian mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, mendorong siswa untuk lebih aktif. Pembelajaran holistik mendirong siswa untuk menjadi sosok yang lebih aktif dalam proses belajar. Untuk menumbuhkan itu mereka bisa dibiasakan untuk terlibat dalam menganalisis, meneliti, dan melakukan presentasi.

Keempat, bersifat kolaboratif. Pembelajaran holistik melibatkan kolaborasi antarsiswa, baik dalam kelompok kecil maupun dalam proyek tim. Misalnya, siswa dituntut untuk memecahkan sebuah persoalan secara tim untuk dilihat bagaimana mereka bekerjasama satu dengan yang lain.

Kelimat, pembelajaran holistik berorientasi pada pemecahan masalah. Pendekatan ini memungkinkan siswa bisamemecahkan masalah yang nyata dan kompleks dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis.

Kembali ke pertanyaan di atas,mengapa pembelajaran perlu secara holistik melibatkan muri dalam olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga?

Pembelajaran holistik yang melibatkan olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga penting karena pendekatan ini membentuk individu yang utuh dan seimbang. Dengan mengembangkan aspek-aspek tersebut, siswa tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional, karakter yang kuat, dan kesehatan fisik yang baik.

Seperti apa penjelasannya?

1. Olah Hati

Membentuk Karakter: Olah hati membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka, serta mengembangkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati.

Membangun Hubungan: Dengan olah hati, siswa belajar berinteraksi dengan orang lain secara positif, membangun hubungan yang sehat, dan berempati terhadap perasaan orang lain.

Mengembangkan Keterampilan Sosial: Olah hati membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti bekerja sama dalam tim, menyelesaikan konflik, dan berkomunikasi efektif.

2. Olah Rasa

Memahami Emosi Orang Lain: Olah rasa membantu siswa memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain, sehingga mereka lebih mampu berempati dan berinteraksi secara lebih baik dengan orang lain.

Membangun Hubungan yang Kuat: Dengan olah rasa, siswa dapat membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang lain, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Menumbuhkan Kreativitas: Olah rasa juga dapat menstimulasi kreativitas dan imajinasi siswa, karena mereka lebih terbuka terhadap berbagai pengalaman dan perspektif.

3. Olah Pikir

Berpikir Kritis: Olah pikir membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan logis, sehingga mereka dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat.

Meningkatkan Kemampuan Belajar: Dengan olah pikir, siswa dapat memahami konsep-konsep kompleks, menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, dan belajar secara lebih efektif.

Mengembangkan Potensi Intelektual: Olah pikir membantu siswa mengembangkan potensi intelektual mereka secara optimal, sehingga mereka dapat meraih prestasi akademik yang lebih baik.

4. Olah Raga

Kesehatan Fisik: Olah raga membantu menjaga kesehatan fisik siswa, meningkatkan stamina, dan mengurangi risiko penyakit.

Kesehatan Mental: Olah raga juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental siswa, mengurangi stres, dan meningkatkan suasana hati.

Disiplin dan Kerja Keras: Olah raga melatih siswa untuk disiplin, kerja keras, dan pantang menyerah, yang merupakan kualitas penting dalam kehidupan.

Begitulah mengapa pembelajaran perlu secara holistik melibatkan muri dalam olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Semoga bermanfaat.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.