BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Hujan dan kawasan Bnajarmasin Banjarbaru dan Banjar menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan Selasa (19/8/2025) sore adalah pengaruh hujan buatan.
Kondisi beberapa hari ini adalah dari hasil Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan dibenarkan oleh Kepala Stasion Klimatologi Kalimantan Selatan, Klaus Johannes Apoh Damanik.
"Benar, hujan yang terjadi ada kaitannya dengan Operasi modifikasi cuaca ini dibiayai oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). OMC tersebut bertujuan menekan jumlah angka karhutla (karhutla)," kata Klaus Johannes Apoh Damanik, Selasa (19/8/2025).
Diuraikannya, OMC dilakukan selama 10 hari, sejak, Kamis (14/8/2025) hingga Sabtu (23/8/2025) nanti.
Disampaikan dia, dalam pelaksanaannya, setiap dua hari sekali ditaburkan garam seberat 800 kilogram di awan yang berpotensi.
Klaus Johannes Apoh Damanik, menjelaskan penyemaian garam pertama untuk OMC ini dilakukan di wilayah Kotabaru dan Tanah Bumbu. Penaburan garam ini menggunakan pesawat Casa dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang, didukung penuh oleh TNI AU Lanud Syamsuddin Noor.
Disampaikan dia, garam tersebut berfungsi menyerap uap air di atmosfer, membuat awan menjadi lebih berat dan diharapkan memicu turunnya hujan.
Dia pun mengimbau soal kondisi ini agar masyarakat memanfaatkan perkembangan informasi dari BMKG, dan tetap jaga lingkungan.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi membenarkan pula jika hujan yang ada adalah OMC yang dilakukan.
"Karena ini, penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun ini terlihat lebih efektif," jelas Bambang.
Disampaikan Bambang, OMC dilakukan berkat kerja bersama antar stakeholfer dan bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup, BNPB dan seluruh komponen masyarakat.
Diketahui, hujan sedang lebat mengguyur kota Banjarmasin, Banjarbaru Kabupaten Banjar,
BMKG pun, mengeluarkan peringatan dini cuaca pada pada pukul 17.27 WITA, sejumlah wilayah di Kalsel mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang.
Yakni di Kabupaten Tanah Laut, wilayah Takisung, Pelaihari, Bati-Bati, Kintap, Tambang Ulang, Bajuin, dan Bumi Makmur.
Termasuk Kabupaten Kotabaru meliputi Hampang, sementara di Kabupaten Banjar kondisi serupa diperkirakan terjadi di Aluh Aluh, Kertak Hanyar, Gambut, Sungai Tabuk, Karang Intan, Simpang Empat, Pengaron, Sungai Pinang, Aranio, Mataraman, Beruntung Baru, Sambung Makmur, Paramasan hingga Telaga Bauntung.
Di Kabupaten Barito Kuala, potensi hujan lebat disertai petir juga terjadi di Tabunganen, Tamban, Anjir Pasar, Anjir Muara, Alalak, Cerbon, Bakumpai, Mekarsari, Barambai, Marabahan hingga Wanaraya. Sementara itu, wilayah Kabupaten Tapin meliputi Binuang, Tapin Selatan, Tapin Tengah, Candi Laras Selatan, Bakarangan, Bungur, Lokpaikat, Salam Babaris dan Hatungun. Adapun Kabupaten Hulu Sungai Selatan meliputi Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Tengah di Batu Benawa, Labuan Amas Selatan, Pandawan, Barabai, Hantakan hingga Batang Alai Timur.
Selanjutnya, Kabupaten Tabalong meliputi Haruai, Murung Pudak, Muara Uya dan Upau, Kabupaten Tanah Bumbu di Satui dan Mantewe, serta Kabupaten Balangan di Juai, Awayan, Paringin, Paringin Selatan hingga Tebing Tinggi. Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di seluruh kecamatan di Kota Banjarmasin dan beberapa kawasan di Kota Banjarbaru, yakni Landasan Ulin, Cempaka serta Liang Anggang.
BMKG juga menyebutkan bahwa hujan lebat disertai petir ini berpotensi meluas ke daerah lain, seperti Jorong, Kurau, Martapura, Astambul, Mandastana, Rantau Badauh, Sungai Raya, Kandangan, Amuntai hingga Tanjung.
Masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi, mulai dari genangan air, banjir, pohon tumbang, hingga tanah longsor di wilayah rawan.
(Banjarmasin Post/ Nurholis Huda)