Grid.ID- Berikut ini 4 tips menangani perbedaan pendapat antar keluarga calon pengantin. Hal ini agar persiapan pernikahan bisa berjalan lancar.
Perbedaan pandangan sering muncul ketika dua keluarga mempersiapkan sebuah pernikahan. Perbedaan selera dan ekspektasi antara keluarga besar dapat memicu gesekan yang membuat calon pengantin berada di posisi serba salah.
Perselisihan semacam ini sangat mungkin terjadi karena setiap keluarga membawa latar budaya, kebiasaan, dan pandangan berbeda tentang seperti apa seharusnya pesta pernikahan digelar. Berikut ini 4 tips menangani perbedaan pendapat antar keluarga dalam persiapan pernikahan, dilansir dari Kompas.com.
1. Melibatkan Wedding Organizer (WO)
Menurut Imania, pemilik SOLA Event Planner and Organizer, keberadaan pihak ketiga seperti wedding organizer (WO) bisa membantu mengurangi potensi konflik. WO bertugas sebagai penengah profesional yang dapat menyampaikan keinginan kedua belah pihak secara adil dan menjaga komunikasi tetap terbuka.
“Untuk meredam konflik ini harus ada pihak ketiga, biasanya dari wedding organizer yang bantu menjembatani keinginan pengantin dan keluarga,” jelas Imania.
Selain membantu menjembatani komunikasi, WO juga memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil tetap konsisten dengan konsep pernikahan secara keseluruhan. Ini membantu menjaga alur persiapan tetap efisien dan menghindari perubahan mendadak yang disebabkan oleh perbedaan pendapat.
2. Dengarkan Pendapat dari Kedua Belah Pihak Keluarga
Imania juga menegaskan bahwa penyelesaian konflik tidak bisa dilakukan dengan hanya mengikuti satu pihak saja. Diperlukan keterbukaan dan kompromi agar seluruh pihak merasa dihargai dan tetap terlibat dalam proses persiapan.
“Perbedaan pendapat ini enggak bisa hanya mengutamakan kepentingan salah satu pihak, tapi harus bisa cari jalan tengahnya agar lebih efisien juga persiapannya,” ujarnya.
Dalam situasi tertentu, anggota keluarga yang bersikap netral juga dapat berperan sebagai penyeimbang. Sosok seperti ini dapat membantu meredakan ketegangan dan menjaga agar suasana tidak semakin memanas.
3. Perlunya Kompromi Antar Keluarga Calon Pengantin
Menggabungkan dua keluarga dalam satu acara besar seperti pernikahan tentu memerlukan kesabaran, toleransi, dan komunikasi yang baik. Semua pihak perlu merasa dilibatkan agar pernikahan menjadi momen kebersamaan, bukan ajang tarik-menarik kepentingan.
“Menggabungkan dua keluarga dalam pernikahan ini memang harus penuh dengan kompromi, jadi tidak bisa hanya mengikuti keinginan salah satu pihak saja,” ucap Imania.
Dengan membangun kompromi pada aspek-aspek seperti dekorasi, susunan acara, hingga pemilihan makanan, konflik bisa dihindari. Hasilnya, proses persiapan akan terasa lebih menyenangkan dan berjalan dengan lebih lancar.
Pada akhirnya, menjaga hubungan baik antar keluarga calon pengantinselama proses persiapan adalah hal yang sama pentingnya dengan menyiapkan hari H itu sendiri. Ketika komunikasi dijaga dan perbedaan disikapi secara bijak, pesta pernikahan akan menjadi pengalaman berharga bagi semua pihak.
4. Tenangkan Calon Pengantin Agar Tidak Panik
Melansir dari Bridestory.com, calon pengantin sering kali merasa panik karena tekanan yang datang dari keluarga saat persiapan pernikahan. Oleh karena itu, penting bagi perencana pernikahan untuk membantu menjaga ketenangan emosi mereka agar suasana tetap stabil dan terhindar dari konflik yang tidak perlu.
Hal ini karena calon pengantin perlu diyakinkan bahwa sebagian besar masalah biasanya bukan berasal dari mereka, melainkan dari pihak keluarga keduanya. Sehingga nantinya, pasangan akan selalu terbuka kepada perencana pernikahan mengenai apa pun yang terjadi, agar bisa ditangani dengan tepat dan tanpa kesan memihak.