Kami berusaha untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas mendapatkan pendidikan
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Jember (Unej) siap memfasilitasi mahasiswa baru difabel untuk mendapatkan akses kesetaraan pendidikan di kampus setempat demi mewujudkan kampus inklusif yang ramah bagi seluruh kalangan, termasuk mahasiswa penyandang disabilitas.
"Kami menyiapkan beberapa fasilitas pendukung untuk memastikan mahasiswa difabel dapat mengikuti proses perkuliahan secara optimal," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Unej Prof Slamin di kampus setempat, Kamis.
Fasilitas yang disiapkan mencakup aksesibilitas fisik seperti jalur landai, lift, kursi roda dan ruang kelas dengan sarana pembelajaran yang inklusif seperti papan tulis interaktif dan materi pembelajaran yang dilengkapi dengan audio.
"Pendidikan merupakan hak bagi semua orang tanpa terkecuali, maka dari itu Unej sendiri memfasilitasi para mahasiswanya dalam belajar," tuturnya.
Hal itu khususnya bagi mahasiswa penyandang disabiitas harus memiliki kesetaraan akses dalam pendidikan dengan memberikan fasilitas yang layak bagi mahasiswa tersebut.
"Kami berusaha untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas mendapatkan pendidikan, seperti menyediakan fasilitas yang sesuai dengan standar akreditasi mutu internal yang sudah ada," katanya.
Ia menjelaskan Unej juga memiliki Pusat Layanan Konseling dan Disabilitas (PLKD) di bawah Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran yang terus mendampingi mahasiswa difabel dan melakukan audit layanan bagi difabel untuk mewujudkan Unej sebagai kampus inklusif.
"Lembaga itu juga melaksanakan program Beasiswa Berkarya Sahabat Difabel. PLKD merekrut mahasiswa yang memiliki potensi dan kepedulian tinggi dalam mendampingi mahasiswa difabel di lingkungan kampus. Targetnya, di setiap fakultas, ada satu orang Sahabat Difabel," ujarnya.
Menurutnya kegiatan itu merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Unej untuk menciptakan lingkungan belajar yang setara dan inklusif, serta membangun karakter mahasiswa yang empatik dan bertanggung jawab sosial.
"Mahasiswa para Sahabat Difabel itu sudah mendapatkan pelatihan sehingga diharapkan mampu menjadi pendamping yang peka, adaptif, dan kompeten bagi rekannya yang difabel," katanya.
Sementara mahasiswa baru Fakultas Hukum (FH) Unej Samuel Christians Widy Prasetyo sebagai mahasiswa penyandang disabilitas cerebral palsy mengaku terbantu dengan fasilitas dan dukungan yang diberikan Unej, sehingga dengan adanya layanan dan fasilitas itu, mahasiswa tidak khawatir dalam menjalani proses pembelajaran.
"Saya bersyukur bahwa Unej telah menyediakan beberapa fasilitas bagi mahasiswa disabilitas, seperti aksesibilitas ram, toilet khusus dan pelayanan akademik yang mulai inklusif, sehingga akses pembelajaran bisa nyaman," katanya.
Ia berharap Unej bisa menjadi pelopor kampus inklusif di Jawa Timur, bahkan di Indonesia dengan beberapa fasilitas yang sudah disediakan untuk mahasiswa disabilitas.