Begini Sejarah Kereta Cepat di Indonesia yang Disebut sebagai Bom Waktu karena Tekor Triliunan Rupiah
Moh. Habib Asyhad August 21, 2025 11:34 PM

Kereta cepat Whoosh, yang menjadi program unggulan zaman Presiden Jokowi, terus merugi, totalnya hingga triliunan rupiah. Bos KAI menyebutnya sebagai bom waktu.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin terkait kereta cepat Indonesia, Whoosh, yang merugi hingga triliunan rupiah. Dia menyebut Whoosh sebagai bom waktu.

Entah bagaimana ceritanya, Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Whoosh masih menjadi beban keuangan bagi sejumlah BUMN yang ikut serta di dalamnya. Ya, kereta cepat ini memang sudah beroperasi sejak Oktober 2023 lalu, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Tapi jangankan memberi masukan, operasional Whoosh justru terus mencatat kerugian sangat besar. Karena itulah PT KAI, sebagai perusahaan yang mendapat penugasan di KCJB, harus menanggung kerugian paling besar.

Tak hanya itu, empat BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga harus menanggung konsekuensi dari utang besar serta tingginya beban bunga yang harus dibayarkan kepada pihak kreditur asal China. Sebagai informasi, sebagian besar pembiayaan proyek ini bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB). Lalu sisanya disokong oleh APBN, serta penyertaan modal gabungan antara BUMN Indonesia dan perusahaan asal China yang terlibat dalam pembangunan.

MenurutBobby Rasyidin, ketika didesak anggota Komisi VI DPR RI yang meminta penjelasan terkait beban utang yang ditanggung PT KCIC, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anggara Nusantara (BPI Danantara) terkait utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. "Ini bom waktu," ujar Bobby, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Dalam Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI, mencatkan kerugian hingga Rp4,195 triliun pada 2024. Kerugian terus berlanjut di tahun ini. Sepanjang semester I-2025, PT PSBI juga merugi sebesar Rp1,625 triliun.

PT PSBI merupakan pemegang saham mayoritas di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kerugian yang diderita KCIC, termasuk pembayaran utang, harus ditanggung PT PSBI sebagai pemegang saham. Imbasnya, keuangan 4 BUMN Indonesia yang jadi pemegang saham PT PSBI, ikut menanggung beban kerugian triliunan tersebut.

Untuk informasi tambahan, PT PSBI adalah perusahaan patungan empat BUMN Indonesia yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Whoosh. PT KAI sebagai pemimpin konsorsium, memegang saham terbanyak 58,53 persen di PT PSBI setelah mendapat penugasan pemerintah. Pemegang saham lainnya PT PSBI adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menggenggam saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.

Lalu dari pihak China, bergabung lima perusahaan dalam konsorsium China Railway meliputi China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, serta China Railway Signal and Communication Corp. Dua konsorsium dari masing-masing negara, China Railway dan PT PSBI, kemudian membentuk PT KCIC.

PT PSBI sebagai perwakilan pihak Indonesia memegang 60 persen saham KCIC, sedangkan 40 persen sisanya dikuasai konsorsium China.

Ketua Komisi VI DPR RI Anggia Emarini menyatakan bahwa seharusnya kinerja KAI tergolong moncer. Namun, sayangnya utang kereta cepat Whoosh belum terselesaikan. "Kereta Api sebenarnya tinggi, bisa laba, tapi karena punya Whoosh jadinya defisit," ujarnya.

Hal itu juga diamini oleh anggota Komisi VI lainnya, Darmadi Durianto. Menurutnya, dalam kurun waktu dua tahun, cukup besar. Apalagi KAI turut menanggung beban proyek kereta cepat. “Itu kalau dihitung 2025, itu bisa beban keuangan dan dari kerugian KCIC bisa capai Rp 4 triliun lebih. Dari beban KCIC sendiri sudah Rp 950 miliar, dikalikan dua sudah Rp 4 triliun lebih,” katanya.

Darmadi memproyeksikan jika utang KAI tak juga dilunasi, pada 2026 utang KAI bisa mencapai Rp6 triliun. Sementara itu, anggota Komisi VI lainnya, Rieke Diah Pitaloka, mengungkapkan bahwa investasi KAI ke PT PSBI 2025 sejak awal tahun telah menyuntikkan modal Rp7,7 triliun untuk KCIC. Kerugian terbesar diderita PT PSBI pada tahun lalu saat perusahaan mencatat rugi lebih dari Rp 4 triliun. Kerugian ini kemudian diatribusikan ke empat BUMN yang menjadi pemegang saham PT PSBI.

"Termasuk dalam proyek strategis nasional, menghabiskan investasi sebesar 7,2 miliar dollar AS atau setara Rp 116 triliun. Kerugian semester I-2025, mohon saling cek pada datanya, mencatat kerugian Rp 1,65 triliun dari investasi di PSBI. KAI kerugiannya sebesar itu, kemudian selama tahun 2024 kerugian sebesar Rp 4,195 triliun," jelas Oneng.

Riwayat keberadaan kereta cepat di Indonesia

Proyek kereta cepat di Indonesia sejatinya sudah digagas sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan setelah menunggu 15 tahun, kereta cepat itu akhirnya hadir juga pada Oktober 2023. Namanya Whoosh.

Mengutip Kompas.ID, selain menjadi pertama dan satu-satunya di kawasan sekitar, kehadiran kereta cepat juga menjadikan Indonesia sebagai bagian dari segelintir negara di dunia yang memiliki layanan transportasi canggih itu. Menurut International Union of Railways (UIC), hingga 2022 hanya terdapat 20 negara yang memiliki layanan kereta cepat. Jumlah tersebut hanya mencakup 10,3 persen dari total 195 negara dunia yang diakui oleh PBB.

Mengacu pada informasi yang tertera pada situsPT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Woosh, kehadiran kereta cepat di suatu negara dapat meningkatkan industri pariwisata dan perekonomian, terutama di wilayah-wilayah yang dilalui. Hal ini pun terjadi di China karena peningkatan wisatawan semakin terasa sejak dioperasikannya kereta cepat di wilayah tersebut.

Waktu tempuh juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk menggunakan kereta cepat. Tentu saja masih ada pertimbangan lain, seperti harga tiket, ketepatan waktu, serta ketersediaan moda transportasi penghubung di stasiun yang menjadi pemberhentian kereta cepat.

Kenapa namanya Whoosh, menurut mantan presiden Joko Widodo, nama "whoosh" terinspirasi dari suara yang timbul saat KCJB sedang melintas. "Kereta cepat ini kita namakan WHOOSH, W, H, OOSH, dibaca wusss. Ini diinspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi ini," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, saat itu.

Masih menurut Jokowi,Whoosh juga merupakan singkatan dari "waktu hemat operasi optimal sistem hebat".

Kereta Cepat Whoosh merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan juga pertama di Asia Tenggara dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Kereta cepat ini menandai modernisasi transportasi massal Indonesia yang disebut Jokowi lebih efisien dan ramah lingkungan.

"Dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya maupun terintegrasi dengan transit oriented development dan proyek kereta cepat ini merupakan hal baru bagi kita, MRT juga hal baru bagi kita, LRT juga hal baru bagi kita," kata Jokowi. "Kereta cepat juga hal baru bagi kita, baru teknologinya, baru kecepatannya dan juga konstruksinya. Baru juga model pembiayaannya."

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.