TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, Indonesia patut bersyukur lantaran harga beras di pasar tidak seperti yang terjadi di Jepang.
Meskipun ada kenaikan, namun pemerintah terus melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras di pasar.
Operasi pasar adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga barang tertentu di pasar, terutama kebutuhan pokok agar tetap terjangkau oleh masyarakat.
"Adapun kami menyebut bahwa Jepang itu kenaikan harga beras cukup tinggi. Artinya kita patut mensyukuri Tetapi kami mewakili pemerintah harus bekerja keras menurunkan harga Dan juga hasilnya hari ini sudah 13 provinsi, harga sudah turun," kata Mentan Amran dalam video yang diterima Tribunnews, Minggu (24/8/2025).
Amran menegaskan bahwa operasi pasar itu menandakan pemerintah sangat peduli dengan kenaikan harga beras.
Bahkan, Amran tak segan berhadapan dengan pengusaha yang berlaku curang terhadap petani. Karenanya, dia meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi terhadap narasi yang beredar yakni pemerintah tidak peduli dengan petani.
"Kami berani berhadapan demi konsumen, demi rakyat Indonesia. Jadi jangan mudah terprovokasi oleh framing orang tertentu yang tidak senang dengan kami," ujar Amran
"Kami tahu banyak yang tidak senang, banyak yang terganggu bisnisnya, karena kami melakukan hal ini. Tapi semua kami lakukan demi rakyat Indonesia," sambungnya.
Sebelumnya rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membandingkan harga beras di Jepang dan di Indonesia yang sedang naik dan dikeluhkan masyarakat.
Menurut dia, masyarakat Indonesia terlalu reaktif menanggapi harga beras yang saat ini sedang naik. Padahal, kenaikannya tidak setinggi seperti terjadi di Jepang.
"Sekarang ini baru naik saja sedikit ribut. Jepang sudah Rp 100 ribu per kilo harga beras hari ini," kata Amran.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titie Soeharto, mengingatkan Amran bahwa dari pendapatan per kapita Indonesia dan Jepang pun sudah berbeda.
Jadi, menurut Politikus Partai Gerindra itu, Amran tidak bisa membandingkan harga beras di Indonesia dan di Jepang.
"Enggak bisa dibandingkan dengan Jepang. Income per capita kita juga sudah lain, Pak," ujar Titiek.
Saat ini harga beras di masyarakat cenderung naik. Berdasarkan data SP2KP Kementerian Perdagangan, harganya telah naik selama sebulan terakhir, tepatnya pada periode 21 Juli-21 Agustus.
Harga beras medium naik 0,67 persen atau sebesar Rp 100 dari Rp 15.000 ke Rp 15.100. Sementara itu, harga beras premium naik 0,60 persen atau sebesar Rp 100 dari Rp 16.700 ke Rp 16.800.