Revolusi Gaya Belanda di Bali United Masih Rapuh, Garis Pertahanan Tinggi Jadi Makanan Empuk Lawan
Sasongko Dwi Saputro August 24, 2025 09:15 PM

BOLASPORT.COM - Kehadiran Johnny Jansen sebagai pelatih anyar masih belum menghadirkan kemenangan untuk Bali United di Super League 2025/2026.

Kehadiran juru taktik asal Belanda tersebut diharapkan dapat memberi warna baru bagi Serdadu Tridatu.

Pasalnya, pelatih 50 tahun tersebut datang dengan rekam jejak fantastis di Liga Belanda.

Dirinya pernah menjadi juru taktik SC Heereenveen dan PEC Zwolle di kasta tertinggi Liga Belanda (Eredivisie).

Johnny Jansen masuk menggantikan Stefano Cugurra yang sukses mempersembahkan dua trofi Liga Indonesia (Liga 1) kepada Bali United.

Rekam jejaknya yang mentereng diharapkan dapat menghadirkan taktik baru untuk Bali United.

Sepak bola gaya Belanda diharapkan dapat menghadirkan kejayaan sekali lagi buat Ricky Fajrin dan kawan-kawan.

Selain itu, manajemen Bali United juga mendatangkan banyak pemain bintang dari Liga Belanda.

Bahkan Johnny Jansen juga mendatangkan dua asistennya dari negeri Belanda.

Sayang, revolusi gaya main dari Johnny Jansen masih jauh dari harapan.

Bali United memang cukup produktif di depan gawang lawan di Super League musim ini.

Total, Thijmen Goppel dan kolega berhasil mencetak enam gol dari tiga laga.

Sayangnya, garis pertahanan tinggi Bali United masih jadi makanan empuk lawan.

Bali United belum mencatatkan satu punclean sheetdi Super League musim ini.

Mereka sudah kebobolan sembilan kali meski diperkuat para pemain bintang musim ini.

Pada laga pekan ini, Bali United dibobol lima kali oleh Persebaya dengan skor 2-5.

Usai laga, Johnny Jansen mengakui bahwa gaya main dengan garis pertahanan tinggi masih menjadi sasaran empuk serangan lawan.

Timnya masih mudah kehilangan bola dan kebobolan dari skema serangan balik.

"Ya, saya tahu maksud anda. Itu tidak bagus," ujar Johnny Jansen usai laga Persebaya vs Bali United, Sabtu (23/8/2025).

"Itu juga sedikit banyak memengaruhi waktu bermain kami."

"Jadi, kami tidak selalu bermain dengan pertahanan tinggi karena kami juga selalu berdiri di garis tengah dengan penyerang tengah kami."

"Jadi, tapi yang saya lihat adalah kami terlalu sering kehilangan bola saat menguasai bola, lalu kami kehilangan bola."

"Dan kemudian kami mendapat serangan balik."

"Jadi, kami menggunakan satu tempat di mana kami tidak perlu kehilangan bola."

"Itulah yang harus kami lakukan dengan lebih baik," tutupnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.