SURYA.CO.ID - Terungkap asal usul uang Rp8 juta milik salah satu penculik Muhamad Ilham Pradita, bos bank plat merah di Jakarta.
Keberadaan uang Rp8 juta itu kali pertama diungkap Sella (43), Ketua RT 05/RW 09, Johar Baru.
Sella menceritakan, dirinya sempat berbincang dengan M, istri salah satu penculik Ilham.
Uang tersebut diberikan pelaku sebelum ditangkap Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis (21/8/2025).
“Iya, katanya debt collector. Terakhir saja dia dapet uang itu. Pagi-pagi pulang itu kejadian. Dapat uang Rp 8 juta, katanya gitu. Tapi disita sama polisi,” kata Sella dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
“Iya. 'Mana uangnya yang 8 juta?', katanya gitu kata polisi pas gerebek. Dia (istrinya) cerita nih,” tambah dia lagi.
Sementara, Ketua RW 09 Johar Baru, Rizal (54), yang juga suami Sella, menegaskan bahwa istri pelaku tidak mengetahui asal-usul uang tersebut.
“Entah itu dapatnya dari peristiwa itu (penculikan) atau bukan, masih simpang siur. Intinya istrinya enggak tahu sumber dana. Biar polisi saja,” ungkap Rizal.
Sella bercerita, pada hari penangkapan, polisi datang dua kali ke rumah tersebut, sekitar pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB.
Pada kedatangan pertama, Sella tidak mengetahui adanya penangkapan.
Polisi langsung menggerebek rumah itu dan menangkap tiga pelaku.
Sella baru mengetahui peristiwa tersebut dari tetangganya. Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, polisi kembali datang dan kali ini meminta Sella untuk mendampingi atau menyaksikan prosesnya.
Pada kedatangan polisi yang kedua inilah Sella sempat berbincang dengan istri salah satu pelaku.
“Saya bilang, 'Mbak, kalau polisi yang kedua enggak datang, mungkin mbak enggak lapor sama saya. Dari jam 11.00 WIB sampai 14.00 WIB ini, lama lho waktunya',” tegas Sella.
“Katanya, 'Iya, saya masih panik bu. Saya enggak tahu harus bilang apa. Handphone-handphone saya diambil semua sama polisi, disita. Terus juga uang saya Rp 8 juta dapat dikasih dari suami saya diambil juga', gitu,” lanjutnya.
Saat ditemui awak media, Sella juga menceritakan kelakuan janggal para penculik Ilham yang diketahui berinisial AT, RS, RH dan RW.
Pertama, terkait kedatangan mereka ke Jakarta, yang kemudian tinggal di sebuah rumah tepat di samping rumahnya.
“(Mereka pertama kali datang itu) tanggal 20 Juni 2025, lapor ke rumah (saya),” katanya.
“Lapornya, ‘Bu, saya yang menempati rumah ini, disuruh sama bos saya. Bos saya lagi di Surabaya. Dia rumahnya banyak. Nah, di sini saya yang menempati’,” lanjut Sella.
Sementara Rizal memberikan pernyataan berbeda.
“Kalau izin ke saya itu, (diperintah) temannya, bukan si bos. Ada teman juga, ada di Surabaya,” tegas Rizal.
Dalam laporan awal, Sella hanya mengetahui ada tiga pria yang akan menempati rumah tersebut.
Namun, seiring waktu, jumlahnya bertambah menjadi lima orang.
“Dia selalu open kok. Pintu gerbang, pintu rumah selalu terbuka."
"Terlihat lima orang di sana. Memang dari awal saya sudah minta KTP sama KK."
"Yang bertanggung jawab di sini siapa? Terus dia bilang, ‘Nanti, Bu. Saya sibuk’,” ucap Sella.
Setelah penangkapan para penculik di rumah tersebut, Kamis (21/8/2025), Sella baru mengetahui keberadaan M dan seorang bayi berusia dua bulan.
Mendadak Pindah
Di sisi lain, Sella mengungkapkan bahwa rumah itu bersengketa.
Sebab, ada sebuah spanduk yang sempat terpasang di rumah tersebut sebelum Berto dan kawan-kawan menempati bangunan satu lantai tersebut.
“Sebelumnya kosong hampir setahun. Dulunya warga saya di situ tinggal. Dia KTP dan KK warga saya. Asli Jakarta."
"Cuma tiba-tiba, ‘Bu, saya pamit, mau pindah'. Pas (spanduk sengketa) dicabut, dia (Berto) masuk,” jelas Sella.
Sopan ke Warga
Meski tinggal bersama dalam satu rumah, Rizal menyebut para pelaku selama ini tidak pernah membuat keributan.
Mereka dikenal cukup sopan terhadap warga sekitar.
"Secara umum mereka baik, kalau ketemu ya negur," kata Rizal.
Dikatakan Rizal, dirinya memang menekankan kepada seluruh warga di wilayahnya, termasuk para pelaku untuk tertib saat berada di lingkungan rumah.
"Saya juga sempat bilang saat mereka lapor, kalau tinggal di sini harus tertib, jangan sampai bikin keributan," imbuhnya.
Namun, kelakuan ini ternyata hanya kamuflase kelakuan mereka sebenarnya.
Rizal mengaku terkejut saat diberitahu oleh polisi bahwa penghuni rumah tersebut terlibat dalam penculikan berujung pembunuhan kepada Kepala Cabang Bank BUMN yang juga viral di media sosial.
"Kaget juga pas dikasih tahu sama polisi kalau mereka ini pelaku. Kalau sudah menyangkut soal hukum ya kita gabisa halangin karena itu kan tugasnya kepolisian," kata Rizal.
Mobil Putih Terparkir Depan Rumah
Terkait mobil putih yang digunakan pelaku sewaktu menculik korban sebagaimana yang terekam di CCTV, Rizal mengaku memang kerap melihatnya terparkir di depan rumah pelaku.
"Saya juga gatau mereknya apa, cuma mobilnya yang di CCTV emang mirip suka parkir di depan rumahnya, mobilnya warnanya putih," kata Rizal.
Tak Melawan saat Ditangkap
Rizal, menceritakan penangkapan kepada tiga pelaku terjadi pada Kamis (21/8/2025) pagi sekira pukul 10.00 WIB secara senyap.
Sebab, dirinya selaku ketua wilayah di wilayah tersebut tak diberitahu oleh polisi.
Rizal juga tidak mendengar adanya suara keributan dari tempat tinggal pelaku yang kebetulah berada persis di sebelah rumahnya.
“Penangkapan pertama itu jam 10 pagi. Kita juga nggak dikasih tahu, mungkin ini strategi dari polisi,” ujar Rizal saat ditemui TribunJakarta.com, Jumat (22/8/2025).
Barulah pada siang harinya sekira pukul 14.00 WIB, polisi dari Polda Metro Jaya kembali datang ke rumah tersebut.
Kali ini, polisi datang dengan lebih terbuka dan meminta izin kepada Ketua RT sebelum masuk ke rumah terduga pelaku.
“Yang kedua siangan, jam 2-an. Polisi datang ke rumah, minta izin mau masuk ke rumah pelaku,” ujar dia.
Saat polisi datang kedua kali, Rizal memang sudah mengetahui kabar terkait kepala cabang BANK BUMN yang diculik dan dibunuh.
Namun ia tak menyangka ternyata pelaku penculik adalah orang yang tinggal di wilayahnya.
Warga kala itu juga banyak yang kaget dengan keberadaan polisi di wilayahnya.
Sejumlah warga awalnya mengira penangkapan terkait kasus narkoba.
“Yang pertama dibawa tiga orang. Kalau yang kedua nggak ada tersangka yang dibawa dan tersangkanya juga ga ikut, mungkin cuma barang bukti aja yang diambil,” kata dia.
Klik di sini untuk untuk bergabung