GARAP Air Terjun Buatan Sepanjang 60 M, Seniman Bali Ketut Putrayasa Kembali Hadirkan Karya Ikonik
Anak Agung Seri Kusniarti August 25, 2025 04:31 AM

TRIBUN-BALI.COM - Seniman Bali, I Ketut Putrayasa membuat karya terbarunya berupa air terjun buatan terpanjang dan tertinggi di kawasan New Kuta Golf (NKG), Pecatu Graha, Kuta Selatan. 

Perupa asal Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung ini dipercaya menghadirkan oase megah di tengah hamparan hijau lapangan golf yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Air terjun buatan itu membentang sepanjang 60 meter dengan ketinggian lebih dari 11 meter. 

Tebingnya berwarna gelap kekuningan menyerupai batu alam eksotik, sementara di bawahnya terbentang danau buatan yang menambah kesejukan kawasan yang selama ini dikenal panas.

“Air terjun ini satu-satunya di Indonesia yang dimiliki lapangan golf. Saya percaya ini menjadi ikon baru di NKG sekaligus daya tarik tambahan bagi pengunjung,” ujar Putrayasa, Minggu, (24/8).

Proses pengerjaan air terjun ini memakan waktu tiga bulan dengan melibatkan belasan pekerja ahli. Putrayasa menekankan bahwa setiap karyanya dibangun dengan perhitungan matang. 

“Desain yang indah harus disertai konstruksi kokoh. Kami tidak bisa main-main, karena setiap detail menyangkut estetika sekaligus keamanan,” ujarnya.

Putrayasa bukan nama baru dalam dunia seni rupa dan proyek monumental di Bali. Ia tercatat sebagai pembuat candi bentar di Bendungan Sidan, Badung, serta patung ikonik di Bendungan Tamblang, Buleleng.

Selain itu, baru-baru ini ia membuat ikon patung di taman nasional mandai Singapura. Di luar itu, banyak karyanya hadir di ruang publik dengan sentuhan estetika yang kerap memuat kritik sosial maupun pesan lingkungan.

Karya-karya Putrayasa kerap dinilai konservatif, satir, sekaligus menyentuh isu ketimpangan. Tak heran, hasil tangannya banyak dipajang di galeri, bahkan diminati kolektor dari berbagai negara.

Putrayasa dikenal sebagai pematung yang jeli membaca fenomena. Rambut gondrongnya menjadi ciri khas, namun di balik itu ia adalah sosok serius dan disiplin dalam berkarya. Baginya, seni bukan hanya soal bentuk, tetapi juga gagasan yang menggugah.

“Banyak orang mengira pematung hanya memahat, padahal inti dari karya seni adalah gagasan. Dari sana lahir karya yang punya jiwa, punya pesan, dan bisa bicara kepada publik,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Putrayasa kerap menekankan pentingnya pelestarian lingkungan dalam karya-karyanya. Ia percaya seni harus ikut ambil bagian dalam mengingatkan manusia agar lebih peduli terhadap alam. (sup)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.