Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita menarik dari Minggu dapat disimak kembali, seperti 8000 warga berpartisipasi dalam Merdeka Run, Mentrans melepas ratusan peserta Tim Ekspedisi Patriot UI, hingga UI minta maaf karena undang akademisi pro-Israel sebagai pembicara.
Selengkapnya dapat dibaca dalam berita ini.
1. Istana berterima kasih Merdeka Run disambut antusias 8.000 lebih warga
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, yang merupakan Ketua Panitia Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, mengucapkan terima kasih atas antusiasme 8.000 lebih peserta Merdeka Run 8.0 K yang telah bersama-sama berolahraga untuk merayakan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI.
Merdeka Run 8.0 K merupakan agenda terakhir rangkaian perayaan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar oleh Istana Kepresidenan RI.
2. Menteri Transmigrasi melepas ratusan peserta Tim Ekspedisi Patriot UI
Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman Suryanagara melepas sebanyak 285 peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP) dari Universitas Indonesia (UI) yang akan berangkat menuju 37 kawasan transmigrasi, Sabtu (23/8).
Mereka yang terbagi menjadi 57 kelompok yang terdiri atas mahasiswa, dosen, dan guru besar ini akan ditempatkan di 37 titik kawasan transmigrasi.
3. UI sampaikan maaf atas kekhilafan karena mengundang Peter Berkowitz
Universitas Indonesia (UI) mengucapkan permohonan maaf setelah mengundang Prof. Peter Berkowitz dari The Hoover Institutions - University of Stanford pada kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI.
Diketahui, Berkowitz merupakan salah satu tokoh cendekia yang aktif menyuarakan dukungannya terhadap Israel. Ia juga diketahui sebagai tokoh yang telah menulis banyak artikel yang mendukung genosida di Palestina.
4. Wamendiktisaintek tekankan peran riset sebagai investasi Indonesia
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menekankan riset bukanlah beban biaya, melainkan investasi penting untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
"Riset adalah motor pertumbuhan ekonomi langsung. Bukan sekadar wacana, tetapi hasilnya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun panjang," katanya melalui keterangan di Jakarta, Minggu.
5. Komisi X DPR: Jadikan penjelasan UGM soal ijazah Jokowi rujukan utama
Komisi X DPR RI meminta publik menghormati dan menjadikan penjelasan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai keabsahan ijazah Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai rujukan utama.
Menurut Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, klarifikasi dari Rektor UGM Prof dr Ova Emilia yang menyatakan bahwa Jokowi merupakan alumnus sah UGM yang lulus pada 5 November 1985 dan diwisuda pada 19 November 1985 dengan seluruh dokumen akademik autentik, harus ditempatkan dalam kerangka akademik, bukan dijadikan perdebatan politik.