Bandung (ANTARA) - Tim Muhibah Angklung asal Bandung guncang Brisbane, Australia, dengan tampil membawa diplomasi budaya di dua ajang yakni IndOz Conference 2025, forum bisnis terbesar Indonesia-Australia, dan Pesta Rakyat Brisbane 2025.
Dalam keterangan di Bandung, Senin, tur "Journey Angklung Goes to Australia 2025" yang sekaligus dalam rangka peringatan HUT ke-80 RI ini, Muhibah Angklung mengisi pembukaan IndOz Conference 2025 yang diresmikan oleh Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono dan Wali Kota Brisbane Adrian Schrinner di Brisbane City Hall.
Dalam acara yang mempertemukan pelaku usaha, pemerintah, dan komunitas dari kedua negara yang dibuka Kamis (21/8) ini, Tim Muhibah Angklung menyuguhkan pertunjukan budaya yang memadukan musik tradisional dan modern, seperti Yamko Rambe Yamko, Janger, Mamma Mia (ABBA), dan How Deep is Your Love (Bee Gees).
"Angklung menjadi simbol nyata keberagaman Indonesia yang mampu menyatukan perbedaan budaya, dan ini sangat relevan untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan sosial kedua negara," ujar Siswo Pramono dalam acara tersebut.
Selain penampilan musikal, Tim Muhibah Angklung juga menyelenggarakan workshop tari Poco-Poco yang mendapat antusias tinggi dari peserta konferensi.
Direktur IndOz Conference, Laurensia Suryadinata, menyebut kehadiran Tim Muhibah Angklung sebagai elemen penting dalam memperkuat diplomasi budaya.
"Musik mereka tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga jembatan untuk memperdalam hubungan antarbangsa," ujarnya.
Melalui pendekatan budaya, Tim Muhibah Angklung mempertegas bahwa kerja sama Indonesia-Australia tidak hanya terbatas pada ranah ekonomi, namun juga membutuhkan pondasi kuat berupa pemahaman dan apresiasi budaya.
"Sinergi bisnis dan budaya seperti ini menjadi model ideal hubungan bilateral masa depan," kata Maulana M Syuhada, Ketua Tim Muhibah Angklung 2025.
Syuhada mengatakan pada hari berikutnya, Jumat (22/8), kelompok ini kembali memukau publik di Pesta Rakyat Brisbane 2025 yang digelar di King George Townhall. Festival tahunan ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) Brisbane dan tahun ini berhasil menarik lebih dari 2.000 pengunjung, menjadikannya festival Indonesia terbesar di Brisbane.
Penampilan Tim Muhibah Angklung mengiringi upacara pengibaran bendera dengan lagu Indonesia Raya, serta menghadirkan lagu-lagu daerah seperti Jali-Jali, Goyang Maumere, dan Kopi Dangdut yang menggugah antusiasme dan partisipasi publik. Acara ini juga dimeriahkan oleh Project Pop, grup musik populer dari Indonesia.
Setelah Brisbane, Tim Muhibah Angklung dijadwalkan tampil di sejumlah kota besar lainnya seperti Canberra, Sydney, dan Melbourne, termasuk dalam acara diplomatik di Albert Hall, pertunjukan budaya di Australian Museum, dan festival kuliner di Victoria Market, yang diperkirakan akan dihadiri hingga 25 ribu pengunjung.
Tim Muhibah Angklung sendiri dikenal aktif mengusung diplomasi budaya sejak 2016 melalui misi internasional ke berbagai negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia-Pasifik. Selain pertunjukan, tim ini juga memproduksi film dokumenter pendidikan berjudul "The Journey: Angklung Goes to Europe", yang sempat masuk nominasi Piala Citra 2024 untuk kategori film dokumenter panjang terbaik.
Syuhada menambahkan dengan kiprahnya yang konsisten di panggung global, Tim Muhibah Angklung terus mengukuhkan peran seni sebagai kekuatan lunak dalam membangun citra dan hubungan strategis Indonesia di dunia internasional.