Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) mengintegrasikan pembelajaran tentang kependudukan ke dalam kurikulum, bermanfaat untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya menghindari pernikahan dini.

“Jangan kita kemudian hanya menghafal angka-angka (jumlah pertambahan penduduk), tetapi bagaimana pengertian tentang apa itu kependudukan dan pentingnya kependudukan untuk bisa nantinya kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Isyana dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Ia menegaskan, isu kependudukan tidak lepas dari kesehatan reproduksi dan pencegahan pernikahan dini karena ketika berbicara tentang kependudukan, edukasi tentang pentingnya mencegah pernikahan dini menjadi salah satu penekanan.

"Ketika berbicara tentang kependudukan, kita juga berbicara tentang bagaimana anak-anak usia SMP jangan menikah dulu," ujar dia.

Isyana juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendampingi remaja, menurutnya, komunikasi yang terbuka perlu dijaga di tengah perubahan zaman yang ditandai dengan maraknya gim daring (game online) dan media sosial. Oleh karena itu, orang tua diharapkan ikut memahami minat anak agar terjalin kedekatan yang lebih harmonis.

Ia juga berharap agar semakin banyak sekolah dan satuan pendidikan yang dapat mengadopsi kurikulum SSK untuk keluarga sejahtera menuju Generasi Emas 2045.

Pada kunjungannya di Kota Jambi pada Kamis (21/8), Isyana menyempatkan diri berdialog dengan para siswa dan guru di SMP Negeri 6 Jambi terkait kurikulum Sekolah Siaga Kependudukan.

Wali Kota Jambi yang diwakili Staf Ahli Wali Kota bidang Kemasyarakatan dan SDM Moncar Widaryanto menyambut baik penerapan Sekolah Siaga Kependudukan dalam membentuk generasi muda berkualitas.

"Melalui SSK, kita diajarkan pentingnya perencanaan hidup dengan menjaga kesehatan, peduli lingkungan, dan memahami pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.