TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari update kasus pembunuhan Kepala Cabang (kacab) Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta Pusat bernama Muhammad Ilham Pradipta.
Polisi kembali berhasil menangkap tersangka baru, yang kini telah berjumlah 15 orang.
Satu di antarannya yang disebut sebagai otak dalam kasus ini adalah Dwi Hartono.
Ia dikenal sebagai pengusaha bimbingan belajar hingga motivator asal Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Kemudian ada kejadian nenek Endang (78) asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang didenda Rp115 juta.
Duduk permasalahannya berawal saat ia bersama keluarganya nonton bareng pertandingan Liga Inggris pada 11 Mei 2024 lalu.
Kejadian ini berbuntut panjang lantaran nenek Endang harus dipanggil Polda Jateng untuk melakukan mediasi dengan pihak manajemen aplikasi Vidio.com terkait hak siar.
Berikut rangkuman berita populer regional selama 24 jam di Tribunnews.com:
Pengusaha sekaligus motivator, Dwi Hartono (DH), tengah menjadi sorotan karena diduga menjadi otak pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) sebuah Bank BUMN di Cempaka Putih Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Teman semasa SMP terduga pelaku, yaitu Hartono menyebut Dwi sebagai sosok yang dermawan.
"Saya temannya, namun saya kakak kelas dia, dan tahu sedikit sosoknya," ujarnya saat ditemui Tribun Jambi, Selasa (26/8/2025).
Hartono mengaku tak menyangka mendengar kabar itu karena Dwi dikenal sebagai orang baik sejak kecil, tak pernah berkelakuan macam-macam.
Dahulu, Dwi menempuh pendidikan di SD Negeri 177/VIII Jalan Meranti Desa Tirta Kencana dan SMP Negeri 13 Jalan Kolim, Desa Tirta Kencana.
Sementara itu, pendidikan SMA dan perguruan tinggi ia jalani di Pulau Jawa.
"Orangnya baik, dermawan. Kalau ada acara suka memberi," tutur Hartono.
Selain itu, Dwi Hartono sering mendatangkan artis ibu kota ke Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, untuk menghibur masyarakat.
Menurutnya, sosok yang akrab disapa Mas Dwi itu menghibahkan mobilnya untuk dijadikan ambulans warga Desa Mekar Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang.
"Iya ada dia menghibahkan ambulans, dulu masih satu dengan Desa Tirta Kencana. Sekarang sudah mekar, Desa Mekar Kencana, jadi ambulansnya sudah diserahkan oleh pihak Desa Tirta Kencana ke sini, karena mereka ada ambulans baru," ungkapnya.
Hartono menyebut, Dwi beraktivitas di Jakarta sedangkan rumahnya di Bogor.
Penyebab kematian Brigadir Esco Faska Rely, anggota Polres Lombok Barat yang bertugas di Polsek Sekotong masih belum terungkap.
Polsek Sekotong adalah Kepolisian Sektor yang berada di bawah naungan Polres Lombok Barat, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Wilayah tugasnya mencakup Kecamatan Sekotong, sebuah daerah pesisir di bagian barat daya Pulau Lombok yang dikenal dengan keindahan alamnya, termasuk pantai dan pulau-pulau kecil seperti Gili Nanggu dan Gili Kedis.
Brigadir Esco sebelumnya ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya setelah menghilang sejak 19 Agustus lalu.
Saat ditemukan jasadnya tergantung, wajahnya nyaris tak dapat dikenali, tubuhnya dalam keadaan terikat serta wajah membengkak.
Polres Lombok Barat masih mendalami penyebab tewasnya Brigadir Esco.
"Jenazah korban sudah kita bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, terkait penyebab kematian korban nanti kita akan sampaikan," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata saat dihubungi TribunLombok.com, Senin (25/8/2025).
Sementara itu keluarga tak percaya jika Brigadir Esco meninggal akibat mengakhiri hidupnya.
Solidaritas warga Pati, Jawa Tengah tetap terjaga setelah menggeler demo besar-besaran pada Rabu (13/8/2025) lalu.
Dalam demo yang dihadiri puluhan ribu warga Pati, massa menuntut Sudewo dilengserkan dari Bupati Pati.
Konsolidasi demo dilakukan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) dengan membuat posko di depan Kantor Bupati Pati sejak awal Agustus 2025.
Posko menerima donasi dari warga berupa makanan dan minuman untuk demo menolak kenaikan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Warga Pati bergotong royong memberikan donasi bahkan kardus minuman menutupi pagar kantor Bupati Pati.
Gotong royong adalah kerja sama sukarela antar warga untuk mencapai tujuan bersama.
Sudewo kemudian membatalkan kebijakan yang dianggap mempersulit warga.
Kini, AMPB mengawal Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket yang dibentuk DPRD Pati untuk memakzulkan Sudewo.
Hak angket merupakan hak DPR atau DPRD untuk menyelidiki kebijakan pemerintah yang dianggap penting, strategis, dan berdampak luas, terutama jika diduga melanggar hukum.
AMPB kembali menggalang donasi untuk keberangkatan massa ke KPK pada Minggu (31/8/2025).
AMPB akan menggelar unjuk rasa di depan kantor KPK pada 2 September 2025 dan 3 September 2025.
Seorang wanita berinisial N (27) ditemukan tewas di dalam sumur yang telah dicor di Perumahan Griya Perembun Asri, Desa Perampuan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (23/8/2025).
Rumah tersebut milik pelaku pembunuhan bernama Imam (31) yang ditangkap saat berada di rumah orang tuanya di Mataram, NTB.
Imam merupakan duda yang berpacaran dengan korban yang berstatus janda.
Pelaku tinggal sendirian di rumah setelah bercerai dengan istrinya.
Sedangkan korban berasal dari Desa Beleka, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat dan bekerja di sebuah warung sate.
Korban dilaporkan hilang sejak Minggu (10/8/2025) setelah keluar rumah menggunakan sepeda motor Honda Beat Hitam.
Jarak rumah korban dengan lokasi penemuan jasad sekitar 10 kilometer.
Di sana korban dibunuh dan kematiannya sempat direkayasa pelaku.
Diduga N tewas pada Minggu (10/8/2025) sekitar pukul 12.00 WITA.
Imam mengambil handphone korban dan mengirim pesan palsu ke keluarga yakni "Saya mau berangkat ke Singapura bersama teman-teman".
Hal itu dilakukan untuk menyembunyikan kematian korban.
Berikut sosok nenek berusia 78 tahun yang dituduh melakukan pelanggaran hak cipta siaran sepak bola Liga Inggris.
Kasusnya menjadi sorotan publik setelah sang nenek dikenai tuntutan denda sebesar Rp115 juta karena dianggap melanggar hak cipta.
Nenek ini diketahui bernama Endang. Ia adalah warga atau tinggal di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Dari sejumlah pemberitaan disebutkan, Nenek Endang di Klaten adalah pemilik warung kopi sederhana yang berlokasi di rumahnya sendiri.
Warung tersebut bukan kafe besar atau tempat usaha modern, melainkan lebih menyerupai ruang tamu terbuka tempat warga sekitar bisa mampir untuk minum kopi dan berbincang.
Pada bulan Mei 2024, ia menggelar acara silaturahmi keluarga, acara yang tidak pernah dibayangkannya akan berbuah masalah serius.
Kebetulan saat itu warung kopi yang juga rumahnya itu buka. “Awalnya halalbihalal. Kami kumpul keluarga, bukan niat nonton bareng."
"Ada orang datang bertubuh tegap pesan kopi hitam dua, terus foto-foto," tutur Endang.
Alih-alih menikmati pesanan, mereka justru sibuk mengambil beberapa foto di area warung.
Endang tidak mengetahui siapa yang menyetel siaran bola tersebut.
(Tribunnews.com)