TIMESINDONESIA, JAKARTA – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyerukan kian pentingnya peran media massa arus utama sebagai clearing house of information, khususnya dalam situasi keamanan Indonesia yang kian tidak kondusif akibat makin tingginya frekuensi bentrokan antara massa dan aparatur penegak hukum.
Seruan ini disampaikan Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika, di Jakarta, dalam keterangannya yang diterima Senin (1/9/2025).
“Para awak redaksi dan penerbit media harus memastikan agar misinformasi dan disinformasi tidak meluas, dan tidak berujung pada penyebaran aksi kekerasan hingga mengorbankan nyawa,” ujarnya.
Ia mengatakan, media harus mewaspadai upaya penyebarluasan provokasi, ujaran kebencian (hate speech), dan hoaks dan menjaga agar percakapan publik di media sosial dan aplikasi percakapan tetap konstruktif dalam kerangka penyampaian aspirasi publik yang demokratis.
“Kami menyadari bahwa institusi pers sebagai pilar keempat demokrasi, dituntut oleh publik untuk bisa berperan mewujudkan integritas informasi,” tegasnya.
Karena itu, Wahyu menyatakan, pengelola media harus memastikan keberadaan ekosistem informasi yang menyediakan informasi secara akurat, terpercaya, dan bisa diandalkan, yang mendorong terciptanya masyarakat demokratis serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
“Peran tersebut sangat vital di tengah krisis kepercayaan yang saat ini sedang terjadi,” tandasnya.
Untuk itu, AMSI mengeluarkan seruan sebagai berikut:
“Kami berharap semua pengelola media, terutama anggota AMSI di seluruh Indonesia, menaati pernyataan terbuka ini,” kata Wahyu.
Menurutnya,keberhasilan media menjalankan fungsi publiknya dalam situasi yang tidak kondusif ini, pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan semua pemangku kepentingan akan peran penting media arus utama dalam negara demokratis seperti Indonesia. (*)