TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (2/8/2025) masih dibayangi dengan aksi demonstrasi yang masih berlanjut di berbagai daerah.
Demonstrasi diketahui berawal dari keresahan masyarakat terhadap tingginya tunjangan yang didapat anggota DPR, satu di antaranya terkait tunjungan rumah senilai Rp50 juta per bulan.
Kemudian, demonstrasi makin meluas hingga kemarin di sejumlah daerah setelah mobil rantis Brimob menabrak pengendara ojek online (Ojol) di Jakarta, pekan kemarin.
Tercatat, IHSG ditutup anjlok 1,21 persen ke level 7.736,06 pada akhir perdagangan Senin (1/9/2025).
Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menilai, sentimen negatif utama yang memengaruhi pelemahan ini ialah tensi aksi demonstrasi yang kian memanas.
Di akhir pekan lalu saja, sejumlah kelompok tampak menjarah rumah-rumah pejabat pemerintah.
Beberapa mall di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya pun sempat membatasi jam operasionalnya di akhir pekan lalu.
“Selain itu, USD yang menguat terhadap rupiah juga mengakibatkan pelemahan IHSG dalam jangka pendek,” ujar Daniel dikutip dari Kontan, Selasa (2/8/2025).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengamati, mulai terjadi bargain hunting pada saham-saham yang turun dalam.
Kenaikan harga emas global juga katanya turut mendorong pembelian pada saham-saham komoditas emas.
Secara teknikal, lanjut Alrich, indikator MACD dan Stochastic RSI belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah.
Namun, Stochastic yang berada di area oversold dan adanya akumulasi beli di level support mengindikasikan potensi terjadinya technical rebound.
“Namun peluang rebound akan terkonfirmasi jika IHSG mampu bertahan di atas level 7.780 sehingga diperkirakan IHSG masih akan berfluktuasi,” ucap Alrich.
Dia memprediksi level support IHSG hari ini berada di 7.550 dan resistance 7.780.
Sementara itu, Daniel meramal IHSG bakal bergerak di rentang support 7.550 dan resistance 7.800.
Sentimennya, Alrich menerangkan, IHSG masih akan terbantu oleh indikator ekonomi domestik yang dinilainya masih solid, seperti tercermin pada indeks PMI Manufacturing yang naik dari 49,2 ke 51,5.
“Ini merupakan level tertinggi sejak Maret 2025 dan memasuki area ekspansi untuk pertama kalinya setelah selama lima bulan berada di area kontraksi,” ujar Alrich.
Selain itu, neraca perdagangan bulan Juli 2025 juga tercatat masih surplus US$ 4,18 miliar dari sebelumnya US$ 4,11 miliar.
Adapun, angka inflasi bulan Agustus 2025 terpantau melambat menjadi 2,31% secara tahunan (YoY) dari sebelumnya 2,37% YoY, seiring dengan adanya deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (MoM). “Laju inflasi ini masih dalam kisaran target Bank Indonesia yang sebesar 1,5% YoY-3,5% YoY,” imbuh Alrich.
Alrich menyarankan investor untuk mencermati saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Sementara itu, Daniel merekomendasikan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan target harga Rp 9.500 dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target di Rp 2.600.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG konsisten berada di zona merah dengan rentang pergerakan harian antara 7.547 hingga 7.783.
Aktivitas transaksi saham tercatat cukup tinggi dengan volume mencapai 38,77 miliar lembar dan nilai perdagangan sebesar Rp23,52 triliun.
Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 539 saham melemah, 171 saham menguat, dan 99 saham stagnan.
Tekanan jual juga terlihat dari investor asing yang mencatat aksi jual bersih (net sell) besar mencapai Rp2,16 triliun di seluruh pasar.
Berikut 10 saham net sell terbesar asing pada Senin:
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,6 triliun
2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 734,97 miliar
3. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 110,22 miliar
4. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 69,52 miliar
5. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) Rp 38,99 miliar
6. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 38,53 miliar
7. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 32,95 miliar
8. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Rp 20,82 miliar
9. PT Barito Renewabels Energy Tbk (BREN) Rp 19,54 miliar
10. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Rp 19,51 miliar
Akan tetapi di tengah penurunan IHSG, asing turut membeli sejumlah saham, yakni:
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 261,18 miliar
2. PT Astra International Tbk (ASII) Rp 58,1 miliar
3. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Rp 53,67 miliar
4. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) Rp 36,72 miliar
5. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Rp 32,31 miliar
6. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) Rp 31,85 miliar
7. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) Rp 26,92 miliar
8. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) RP 24,68 miliar
9. PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 22,54 miliar
10. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp 16,16 miliar