Kronologi Meninggalnya Pelajar SMK di Tangerang Usai Ikut Demo, Sempat Dikabarkan Hilang dan Koma
Mia Della Vita September 03, 2025 09:34 PM

Grid.ID- Inilah kronologi meninggalnya pelajar SMK di Tangerang usai demo di Gedung DPR RI, Jakarta.Suasana duka kini masih menyelimuti keluarga besar Andika Lutfi Falah, pelajar SMK asal Kabupaten Tangerang, Banten.

Andika meninggal dunia usai menjalani perawatan dalam kondisi koma. Ia diduga mengalami benturan keras ketika mengikuti aksi demonstrasi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Kronologi meninggalnya pelajar SMK ini pun masih menjadi perhatian publik. Menurut Abdul Gofur, ayah Andika, pada Kamis pagi, putranya sempat berpamitan berangkat sekolah. Namun hingga malam, Andika tidak juga pulang.

Ia bahkan sempat menelepon wali kelas yang menyebut Andika sudah izin pulang siang dengan alasan ingin mengantar makanan."Saya telepon ke wali kelas, katanya anak saya izin pulang saat siang untuk antar makanan ke saya yang lagi jualan kopi," kata Abdul Gofur dikutip dari Kompas.com.

Sementara menurut Ketua RT 02, Sugiono, Andika meminta izin pada gurunya dengan alasan lain, yakni mengantar ibunya berobat. Namun, tanpa sepengetahuan keluarga dan guru, Andika berangkat ikut aksi bersama temannya di DPR RI,Kamis (28/8/2025).

Sejak itu, pihak sekolah maupun keluarga tidak mengetahui keberadaan Andika. Ia pun tidak memiliki ponsel maupun membawa identitas saat berangkat, membuat keberadaannya sulit dilacak.

Setelah dinyatakan tidak pulang, keluarga panik mencari Andika. Pada Jumat (29/8/2025), mereka mendapat kabar ada seorang peserta demo tanpa identitas dirawat di RSAL Dr. Mintohardjo.

Setelah dicek, benar itu Andika. Saat ditemukan, kondisinya sudah kritis dan koma. Ibunda Andika, Alfi, mengungkapkan putranya tidak merespons sama sekali.

Tim medis menyebut tempurung kepala bagian belakang retak. Dugaan sementara, Andika terkena hantaman benda tumpul saat unjuk rasa.

Namun, tidak ada keterangan jelas mengenai bagaimana luka itu terjadi. "Terkait benturan itu saya tidak tahu persis, apakah memang dia posisinya jatuh dan bagaimana, hasil medisnya juga disampaikan memang ada benturan, tetapi pihak keluarga pun tidak tahu terkait itu," kata Sugiono dikutip dari Tribun Trends.

Sejak Jumat malam hingga Senin pagi (1/9/2025), Andika menjalani perawatan intensif. Sayangnya, nyawa remaja berusia 16 tahun itu tidak tertolong.

Ia menghembuskan napas terakhir pada Senin pagi di rumahnya setelah sempat dirawat. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Puri pada siang harinya, disaksikan keluarga dan warga sekitar.

Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Muhamad Amud, hadir melayat. Ibu Andika terisak, namun tetap mencoba tegar. Ia menyatakan sudah ikhlas menerima takdir kepergian sang anak.

Ketua RT Sugiono menegaskan bahwa pihak keluarga tidak akan memperpanjang persoalan. Menurutnya, keluarga memilih ikhlas dan tidak ingin menyelidiki lebih jauh penyebab kematian.

Abdul Gofur, sang ayah, juga menyampaikan hal serupa. Ia berkata bahwa kepergian Andika adalah takdir Allah, dan keluarga mencoba menerima dengan lapang dada.

Meski begitu, peristiwa ini meninggalkan luka mendalam. Andika dikenal sebagai anak yang ceria dan gemar mendaki gunung. Kini, kenangan itu tinggal menjadi bagian dari cerita keluarga yang ditinggalkan.

Kronologi meninggalnya pelajar SMK ini menunjukkan bagaimana situasi demonstrasi bisa berujung tragis. Seorang remaja yang seharusnya masih berfokus pada sekolah dan cita-citanya, kini pergi untuk selamanya. Keluarga telah ikhlas, namun pertanyaan tentang keselamatan pelajar dalam aksi massa kembali menjadi sorotan publik.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.