BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Potensi ikan air tawar, khususnya ikan papuyu atau betok, terus dikembangkan di Kabupaten Banjar.
Komoditas bernilai ekonomis tinggi ini kini menjadi fokus melalui inovasi daerah bertajuk “Intan Sikapayu” (Inovasi Tangguh Sinergi Kampung Papuyu) yang digagas Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Banjar.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKPP Banjar, Bandi Chairullah, Rabu (3/9/2025) menjelaskan, harga ikan papuyu yang stabil di pasaran—berkisar Rp 40.000 hingga Rp 100.000 per kilogram—menjadi salah satu alasan pentingnya pengembangan budi daya secara berkelanjutan.
“Komoditas ini adalah unggulan dan telah menjadi arah kebijakan pembangunan sektor perikanan secara nasional. Bahkan, telah didukung oleh SK Menteri Kelautan dan Perikanan yang menetapkan Kabupaten Banjar sebagai lokasi Kampung Perikanan Budi Daya, tepatnya Kampung Papuyu. Penetapan ini juga diperkuat oleh SK Bupati Banjar,” ungkapnya.
Sejak 2024, DKPP Banjar telah membangun Gerakan Kawasan Kampung Papuyu yang melibatkan 10 kelompok pembudidaya. Dengan rincian tujuh kelompok di Kecamatan Karangintan dan tiga kelompok di Martapura Barat.
Tahun 2025 ini, fokus diarahkan ke Desa Karangintan dengan lahan budi daya seluas 4,93 hektare, serta potensi pengembangan di lahan tambahan 14,73 hektare yang belum tergarap.
Pada 2024, produksi papuyu mencapai 7,3 ton. DKPP menargetkan peningkatan hasil pada 2025 dengan agenda panen raya pada September mendatang.
“Fasilitas yang diberikan pemerintah daerah berupa bantuan bibit, pakan, pelatihan, pembinaan, hingga pemantauan rutin. Namun masih ada kendala, seperti produktivitas yang belum optimal dan kapasitas SDM pembudidaya yang rendah,” jelas Bandi sapaannya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, DKPP berencana membentuk Forum Komunikasi Perikanan di Desa Karangintan serta membuka sekolah lapang budi daya yang melibatkan kecamatan, BUMDes, tokoh masyarakat, perguruan tinggi, hingga stakeholder lain.
Selain potensi ekonomi, Bandi juga menilai papuyu memiliki peluang pasar luas, baik lokal maupun regional. Bahkan, ia berharap Kampung Papuyu ke depan bisa berkembang menjadi destinasi wisata berbasis komoditas perikanan.
“Dalam jangka panjang, kami ingin membangun Kampung Ikan Papuyu sebagai kampung wisata berbasis komoditas lokal,” tegasnya. (lis)