Buntut Keputusan Mees Hilgers, Simon Tahamata Kirim Peringatan ke Pemain Timnas Indonesia
Wila Wildayanti September 05, 2025 03:15 PM

BOLASPORT.COM - Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia, Simon Tahamata, mengirim pesan tegas ke skuad Garuda seusai keputusan Mees Hilgers yang absen bela tim Merah Putih di FIFA Matchday September 2025.

Timnas Indonesia dijadwalkan menjalani dua laga persahabatan melawan Taiwan dan Lebanon pada FIFA Matchday September 2025.

Tim Merah Putih akan menjamu Taiwan dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada 5 dan 8 September 2025.

Pertandingan persahabatan ini digelar Timnas Indonesia sebagai persiapan menuju putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober 2025.

Tim asuhan Patrick Kluivert dipastikan bergabung dalam Grup B bersama Arab Saudi dan Irak.

Untuk itu, sebelum menghadapi dua tim kuat ini, Jay Idzes dan kawan-kawan menjalani dua pertandingan uji coba ini.

Patrick Kluivert bahkan dalam laga ini memanggil 27 pemain terbaik dengan tambahan tiga pemain keturunan baru yakni Miliano Jonathans, Adrian Wibowo, dan Mauro Zijlstra.

Namun, jelang pertandingan satu nama yakni Mees Hilgers memutuskan mundur dari Timnas Indonesia dan tak bisa bela tim di FIFA Matchday September 2025 ini.

Pemain berusia 24 tahun tersebut izin ke Timnas Indonesia karena tengah fokus perpindahan ke klub barunya.

Untuk itu, pemain bek Twente FC tersebut harus absen memperkuat Timnas Indonesia melawan Taiwan dan Lebanon.

Akan tetapi, keputusan yang diambil oleh Mees Hilgers ini menuai sorotan.

Simon Tahamata menyesalkan keputusan Mees Hilgers yang memilih fokus pada urusan pribadi yakni perpindahan klub alih-alih bela skuad Garuda.

Mantan pemain Ajax Amsterdam itu menekankan bahwa setiap pemain yang mendapat panggilan ke Timnas Indonesia seharusnya totalitas komitmennya bukan setengah-setengah.

“Timnas Indonesia punya hak untuk memanggil pemain, karena mereka harus melakukannya. Mereka harus membela Timnas,” ujar Simon Tahamata kepada awak media di Bekasi.

“Jadi, mereka harus memberikan izin untuk bergabung. Namun, itu semua tergantung pilihan pemainnya,” ucapnya.

“Jika ia ingin bermain di sini, dia akan melakukan segalanya untuk bisa bermain di sini. Namun, tidak setengah-setengah.”

Walaupun ia memahami bahwa setiap pemain memiliki pertimbangan pribadi, termasuk keluarga dan jarak tempuh dari Eropa ke Indonesia.

Simon tetap mengigatkan pentingnya mengikuti kata hati dengan penuh komitmen.

Tak hanya soal Mees Hilgers, Simon juga menyinggung tanggung jawab besar yang diempat semua pemain Timnas Indonesia terhadap masyarakat.

Ia mengirim peringatan kepada para pemain Timnas Indonesia yang harus memahami pengorbanan suporter yang selalu memenuhi stadion.

“Saya tidak tahu harus katakan apa. Anda bisa berteriak, Anda bisa teriak, tapi Anda tidak tahu apa-apa, tidak tahu perjanjiannya,” kata Simon Tahamata.

“Tapi, Anda tahu, mereka punya hak untuk berteriak karena mereka membayar banyak uang. Para pemain perlu paham bahwa mereka membayar dengan gaji atau usaha mereka,” jelasnya.

“Karena jika tidak banyak penonton yang datang ke stadion, akan terasa sulit bukan. Saya tahu akan itu karena kita ini seniman.”

Menurut Simon, bermain untuk Timnas Indonesia bukan hanya soal kualitas individu, tapi juga penghargaan terhadap pengorbanan suporter.

Ia menegaskan bahwa kepercayaan publik tak boleh dikhianati dengan sikap setengah hati.

Untuk itu, Simon mengingatkan para pemain agar berkomitmen dengan sepenuh hati saat membela Timnas Indonesia.

“Lihat saja berapa banyak orang yang datang ke stadion di sini (di GBK) maksimalnya? 60 ribu orang datang untuk menyaksikan mereka. Mereka ingin menikmati,” tutur Simon Tahamata.

“Setiap anak muda di sini ingin menaruh nama mereka di belakang jersey Timnas. Mereka ingin melihat bagaimana rasanya bermain untuk tim. Mari kita berharap itu akan membaik,” tegasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.