TIMESINDONESIA, PACITAN – Suasana penuh kebersamaan tampak dalam kegiatan tasyakuran sekaligus perawatan Stadion Wijaya Krida Pacitan. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk warga binaan Rutan Kelas IIB Pacitan yang secara khusus dilibatkan dalam memperindah wajah stadion kebanggaan masyarakat Pacitan.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pacitan, Eri Yudianto, mengungkapkan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai, pelibatan warga binaan merupakan langkah positif sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi mereka dalam menatap masa depan.
“Ini pertama kalinya kita melaksanakan kegiatan memperindah stadion bersama saudara-saudara kita yang tengah menjalani proses hukum. Kebetulan stadion ini merupakan aset Pemerintah Daerah. Peran warga binaan dalam perawatan kali ini sangat luar biasa. Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya,” ujarnya. Kamis (4/9/2025).
Lebih lanjut, Eri menambahkan bahwa penamaan Stadion Wijaya Krida Pacitan tidak lepas dari peran Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dari prasasti yang ada sejak 2013. nama baru kali ini dipilih sebagai simbol harapan agar stadion menjadi pusat kegiatan positif.
“Kegiatan memperindah stadion ini adalah hasil karya saudara-saudara kita semua. Setelah diperindah, ternyata banyak pengunjung datang, baik pecinta olahraga maupun masyarakat luas,” tambahnya.
Eri juga menuturkan bahwa di antara warga binaan ternyata ada yang memiliki bakat seni lukis. Bahkan, hasil karyanya pernah diapresiasi langsung oleh SBY saat berkunjung ke Pacitan.
“Hal ini tentu menjadi motivasi bahwa setiap orang punya potensi. Semoga pengalaman ini menjadi bekal berharga saat mereka kembali ke masyarakat,” imbuhnya.
Pemotongan tumpeng Bupati Pacitan ke Kajari Pacitan dan Perwakilan Kalapas Rutan Kelas IIB Pacitan. (FOTO: Rojihan/TIMES Indonesia)
Senada, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu mempercantik stadion. Menurutnya, Stadion Wijaya Krida merupakan salah satu aset penting yang tidak semua kabupaten miliki.
“Terima kasih kepada warga binaan yang dengan ikhlas membantu mengecat dan memperindah stadion ini. Hasilnya benar-benar terasa, stadion tampak lebih indah dan siap digunakan untuk berbagai kegiatan,” kata Bupati Indrata.
Indrata menjelaskan bahwa proses pembangunan stadion dilakukan saat era kepemimpinan Presiden SBY. Beberapa waktu lalu Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengajukan beberapa nama untuk stadion, dan akhirnya SBY memberikan nama Wijaya Krida. Menurutnya, nama tersebut memiliki makna mendalam.
“Wijaya berarti kesuksesan atau kemenangan, sementara Krida bermakna tindakan, perbuatan, karya, atau olahraga. Filosofi ini sangat selaras dengan semangat stadion dan GOR yang kita miliki, yakni sebagai pusat aktivitas positif dan prestasi olahraga,” jelasnya.
Dengan filosofi tersebut, ia berharap stadion tidak hanya menjadi tempat olahraga, tetapi juga wahana pembangunan karakter, persaudaraan, dan prestasi masyarakat Pacitan. “Semoga keberadaan stadion ini membawa manfaat luas, terutama dalam meningkatkan prestasi olahraga di Pacitan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu warga binaan Rutan Kelas IIB Pacitan, Tahrur, turut menyampaikan kesannya. Ia mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Dengan kegiatan seperti ini kami tidak merasa jenuh. Semuanya kami lakukan dengan ikhlas. Ke depannya, pengalaman ini bisa kami gunakan untuk mencari rejeki setelah kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Keterlibatan warga binaan dalam kegiatan ini diharapkan tidak hanya mempercantik stadion, tetapi juga menjadi sarana pembinaan mental dan keterampilan. Dengan begitu, mereka memiliki bekal positif untuk melanjutkan hidup lebih baik ketika kembali ke tengah masyarakat.
Tasyakuran sekaligus pemaknaan filosofi nama Stadion Wijaya Krida Pacitan pun menjadi momentum untuk meneguhkan kembali semangat kebersamaan, keberhasilan, dan prestasi yang diharapkan dapat terus tumbuh di bumi kelahiran SBY ini. (*)