TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian besar konsumen Indonesia masih menghadapi masalah setelah menyelesaikan transaksi online—mulai dari keterlambatan pengiriman hingga barang rusak.
Sebuah survei yang dilakukan pada Juli–Agustus 2025 mencatat bahwa 64 perseb kendala belanja terjadi justru setelah checkout.
Di tengah peringatan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2025, isu ini menjadi sorotan utama, menegaskan bahwa kepuasan pelanggan tidak cukup hanya di awal transaksi, tetapi harus dijaga hingga tahap akhir layanan.
Dengan tema “ThinkCustomer”, Harpelnas tahun ini mendorong pelaku usaha untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan keresahan pelanggan.
Dalam lanskap digital, tantangan terbesar bukan lagi soal kemudahan transaksi, melainkan bagaimana brand merespons dan menyelesaikan masalah yang muncul setelah pembelian.
Survei juga menunjukkan 91 persen konsumen pernah mengalami masalah pasca-checkout.
Rinciannya: 48% menerima produk tidak sesuai, 41% mengalami keterlambatan pengiriman, dan
32% menerima barang rusak.
Meski 82% konsumen aktif melaporkan keluhan, banyak yang merasa solusi yang diberikan belum menyelesaikan masalah secara tuntas.
PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) melalui ekosistem Blibli Tiket—yang mencakup tiket.com, Ranch Market, dan Dekoruma—mengembangkan pendekatan lintas platform untuk menjawab keresahan konsumen.
Fokusnya bukan hanya pada transaksi, tetapi pada kepastian dan kenyamanan setelah pembelian.
Nazrya Octora, Head of Public Relations Blibli, menyebut bahwa kedekatan dengan pelanggan bukan sekadar kanal digital, tetapi juga kepekaan terhadap kebutuhan nyata.
“Kami ingin menghadirkan rasa tenang dalam setiap langkah belanja,” ujarnya.
Blibli mengusung kampanye #NoBlablaDiBlibli untuk menjamin pengalaman belanja yang lebih tenang.
Konsumen mendapat jaminan produk asli, pengiriman tepat waktu, perlindungan menyeluruh, dan kemudahan retur tanpa syarat rumit.
Jika dalam pengalaman belanja online kepastian produk menjadi keresahan utama, berbeda halnya dengan pengalaman pada sektor perjalanan atau online travel agent (OTA).
Merencanakan perjalanan idealnya membawa rasa antusias, namun banyak konsumen justru dibayangi ketidakpastian.
Survei pada Juli-Agustus 2025 mencatat 32% konsumen pernah mengalami perubahan harga saat checkout, sementara 22% merasa tidak menerima informasi penting terkait perubahan atau pembatalan dari maskapai maupun hotel.
Situasi ini tidak hanya menimbulkan rasa cemas, tetapi juga berpotensi merugikan secara finansial, mulai dari biaya re-booking hingga kehilangan hak refund.
Untuk menjawab keresahan konsumen, tiket.com menghadirkan solusi transparan dan fleksibel: harga jelas tanpa biaya tersembunyi, kemudahan refund dan reschedule, serta layanan pelanggan 24/7 melalui HaloTiket yang siap menyelesaikan setiap kendala secara cepat dan tuntas dalam waktu maksimal 1 jam.
Ketenangan perjalanan juga dijamin dengan Flight Disruption Protection, yang secara otomatis memberikan kompensasi atas penundaan atau pembatalan tanpa proses klaim yang rumit.
Seperti halnya perjalanan, pengalaman belanja kebutuhan sehari-hari juga membawa tantangan tersendiri. Apa yang seharusnya memberi kemudahan justru bisa berubah menjadi kerumitan.
Survei sebuah media pada Juli-Agustus 2025 menemukan 38% mengeluhkan ongkir mahal, 34% mengalami stok kosong tanpa pemberitahuan, dan 26% menerima produk tidak sesuai harapan, mulai dari buah kurang manis hingga barang mendekati kadaluarsa.
Ranch Market menjawab tantangan ini dengan menjaga mutu melalui pasokan langsung dari toko, standar kualitas yang konsisten, dan jaminan pengiriman tepat waktu, sehingga kebutuhan harian benar-benar sampai di tangan pelanggan dalam kondisi terbaik.
Sementara itu, di kategori Home & Living, tantangan yang dihadapi konsumen berbeda sifatnya.
Membeli furnitur bukan hanya soal harga, tetapi juga keputusan jangka panjang yang mempengaruhi kenyamanan hidup.
Namun, survei Juli-Agustus 2025 mencatat 35% konsumen terkendala ongkir mahal, 27% menerima barang lebih lama dari estimasi, dan 24% merasa kesulitan karena tidak dapat melihat atau mencoba produk secara langsung.
Untuk itu, Dekoruma menghadirkan 39 Experience Centers yang memungkinkan pelanggan melihat, mencoba, dan berdiskusi sebelum membeli, sekaligus menikmati kemudahan integrasi online-to-offline.
Dengan cara ini, konsumen bisa lebih yakin memilih furnitur yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup mereka.