BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Komunitas para dosen ini punya kepedulian terhadap masyarakat khususnya generasi muda agar paham menjaga kesehatan terutama dalam mengatasi anemia.
Dosen-dosen dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tersebut, memberikan edukasi konsumsi tablet tambah darah (TTD).
Para dosen yang tergabung dalam komunitas tim pengabdian ini dipimpin Siti Aisyah Solechah SKG MSi, bersama dengan anggota tim Fahrini Yulidasari SKM MPH, Muhammad Irwan Setiawan SGz MGz, Ihya Hazairin Noor SKM MPH, dan Vina Yulia Anhar SKM MPH.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang antusias dan dibantu oleh dua dosen lain, Husnul Fatimah SKM MKes dan Izal Puji Santoso SKM MKes.
Menurut ketua tim pengabdian, Siti Aisyah Solechah SKG MSi, kegiatan ini sebagai bagian dari Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA).
"Kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sungai Alang beberapa waktu lalu, diikuti 34 remaja putri yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan anemia yang masih banyak ditemui di kalangan remaja putri di desa tersebut," katanya.
Menurut Aisyah, meskipun lebih dari 50 persen remaja putri di Desa Sungai Alang sudah menerima tablet tambah darah masalah anemia masih menjadi isu yang signifikan.
"Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan tentang pentingnya konsumsi tablet tambah darah dan kebiasaan yang kurang baik, seperti sering lupa mengonsumsi tablet tersebut," tukasnya.
Diharapkan dengan edukasi yang lebih mendalam para remaja lebih memahami tentang anemia, penyebabnya, serta bagaimana tablet tambah darah dapat menjadi solusi penting untuk mencegah kondisi tersebut.
"Para peserta mendapatkan materi mengenai anemia dan tablet tambah darah yang disampaikan dengan metode ceramah yang interaktif, menggunakan slide powerpoint dan buku saku sebagai alat bantu," papar Aisyah.
Tak hanya materi tentang tablet tambah darah, juga edukasi tentang anemia itu sendiri diberikan, agar para remaja lebih paham tentang apa yang terjadi dalam tubuh mereka ketika kekurangan darah dan mengapa penting untuk mengkonsumsi TTD secara rutin.
"Materi disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh remaja putri agar mereka tidak hanya memahami, tetapi juga mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari," papar Aisyah.
Untuk mengukur efektivitas dari kegiatan ini, peserta mengikuti pre-test dan post-test. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan mereka setelah mengikuti sesi pengabdian masyarakat ini.
Diharapkan, peningkatan pengetahuan ini tidak hanya bermanfaat untuk peserta, tetapi juga untuk lingkungan sekitar mereka.
Selain itu menghasilkan remaja putri yang menjadi agent of change di Desa Sungai Alang.
Jadi, mereka menyebarkan informasi yang telah mereka terima kepada teman-teman dan keluarga mereka, serta berperan aktif dalam mengatasi masalah anemia di desa mereka.
Ke depannya, diharapkan desa ini dapat mencapai angka anemia yang lebih rendah, berkat kesadaran yang lebih tinggi di kalangan remaja putri dan masyarakat.
Sosialisasi dan edukasi dari para dosen juga mendapat perhatian dari pihak Kepala Desa Sungai Alang dan masyarakat setempat dengan turut hadir di kegiatan tersebut.
Pihak desa berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan memberi dampak positif bagi kesehatan masyarakat, khususnya remaja putri di desanya. (salmah saurin)