TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Seluruh Sekolah di Bali hari ini melangsungkan persembahyangan Saraswati pada Sabtu 6 September 2025.
Salah satu sekolah yang melakukan persembahyangan adalah SMAN 4 Denpasar.
Kegiatan ini diikuti oleh 1.338 siswa dari kelas X hingga XII beserta para guru dan staf sekolah.
Kepala SMAN 4 Denpasar, I Made Sudana, menjelaskan makna perayaan Saraswati sebagai penghormatan terhadap turunnya ilmu pengetahuan dari Tuhan kepada umat manusia.
“Makna dari perayaan Saraswati adalah penghormatan turunnya ilmu pengetahuan dari Tuhan ke manusia. Nah, wujud dari itu adalah penghormatan Dewi Saraswati yang mana sebagai sumber ilmu, kemudian kebudayaan, kebijakan, dan seni. Yang pada intinya nanti ya akan bisa memakmurkan umat manusia terutama umat agama ini,” jelas, Sudana.
Sudana menegaskan, perayaan Saraswati merupakan bagian dari implementasi visi SMAN 4 Denpasar yakni cerdas berbudi.
Karena itu, pihak sekolah memulai rangkaian kegiatan sejak Kamis 4 September 2025.
“Nah, terkait dengan perayaan Saraswati ini merupakan implementasi dari visi SMA 4 Denpasar yaitu cerdas berbudi. Jadi ini kita wujudkan dalam perayaan Saraswati di mana kita menyiapkan ini dimulai hari Kamis ya, tanggal 4, kenapa tanggal 4 ya karena hari Jumat adalah hari libur, kita menghargai teman-teman yang lain yang merayakan itu,” jelasnya.
Berbagai lomba digelar sebagai bagian dari perayaan, seperti lomba membuat gebogan, pejati, dan penjor.
Selain itu, ditampilkan pula tari-tarian tradisional yang melibatkan siswa maupun guru.
“Jadi mereka partisipasi menunjukkan kebolehannya berdasarkan kompetisi yang mereka miliki. Jadi mereka ngayah juga itu baik itu guru maupun siswa,” terang Sudana.
Ia menambahkan, siswa juga berperan sebagai pengayah, panitia konsumsi, hingga pengaturan upacara.
Kegiatan persembahyangan puncak sendiri dilaksanakan pada Sabtu pagi dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
Tak hanya itu, sekolah juga menghadirkan Bondres yang sekaligus memberikan hiburan dan wejangan-wejangan bagi para siswa.
“Puncak kita harus sembahyang bersama,” katanya.
Sudana juga menegaskan pihak sekolah telah mengimbau siswa agar tidak ikut-ikutan dalam aksi demonstrasi.
Hal ini mengingat beberapa waktu lalu terjadi demo yang berakhir ricuh di Denpasar.
Menurutnya, tugas utama pelajar adalah fokus belajar.
“Kalau untuk demo ya kita sudah imbau pada saat upacara dua minggu lalu ya. Itu saya sebagai pembina upacara sudah saya sisipkan bahwa budaya SMA 4 Denpasar itu tidak ada seperti itu. Mari kita damai dan tugas kalian adalah cuma belajar. Tidak mengambil pekerjaan lebih, melakukan demo ikut-ikutan tidak boleh. Kita enggak boleh mengikuti beberapa politik praktis. Kita belajar, belajar dan belajar,” pungkasnya.