Grid.ID- Profil Rieke Diah Pitaloka, anggota DPR RI yang ikut suarakan 17+8 Tuntutan Rakyat. Diketahui publik figur satu ini pernah bintangi sinetron legendaris.
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menyuarakan penolakan terhadap kenaikan iuran BPJS sekaligus mendesak agar harga pangan segera diturunkan. Pernyataan tersebut dia sampaikan saat menerima sejumlah tokoh publik yang menyerahkan 17+8 Tuntutan Rakyat di Gerbang Pancasila DPR RI, Jakarta, pada Kamis (5/9/2025).
“Insya Allah kita pihak yang memang berwenang dalam memenuhi ini, tentu saja secara pribadi dan kami yang hadir di sini menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban,” ujar Rieke, dilansir dari Kompas.com.
Rieke juga menambahkan agar daftar tuntutan itu bisa dilengkapi dengan permintaan penurunan harga pokok. Hal ini lantaran menurutnya kelangkaan pangan saat ini mejadi masalah yang serius.
“Tentu saja kami mohon dukungan, karena ini juga lagi rapat resmi, mudah-mudahan tuntutan rakyat nya bisa ditambah. Kita sedang rapat dengan Kemendag, yaitu turunkan harga kebutuhan pokok,” kata Rieke.
“Apakah bisa didukung, saya kira ini penting, dan kelangkaan pangan sedang terjadi. Kami meminta untuk segera distribusi dan harga pangan diturunkan,” tambahnya.
Dia juga menyatakan menolak terkait tentang kebijakan impor pangan. Selain itu, dia menegaskan kembali terkait penolakan atas kenaikan iuran BPJS.
“Telah diputuskan tidak ada impor untuk sekarang ini. Itu juga mohon impor pangan untuk segera diatur. Ketiga adalah, mohon dukungannya, menolak kenaikan iuran BPJS. Mohon itu bisa dimasukkan," tutupnya.
Adapun Rieke Diah Pitaloka memang dikenal menjadi salah satu anggota dewan yang dianggap berpihak pada kepentingan rakyat. Hal ini dia tunjukkan salah satunya dengan menyatakan tak masalah jika gaji dan tunjangan DPR RI dikurangi.
“Silakan kalau buat saya mau dikurangin semua juga gak masalah. Terserah saja,” ujar Rieke.
"Terima kasih untuk kritik seluruh rakyat Indonesia dan juga jangan berhenti mengkritik kami supaya ada perbaikan," lanjutnya.
Selain itu, dia juga ikut menyoroti kasus kematian Affan Kuriawan yang menjadi korban dalam aksi demontrasi beberapa waktu yang lalu. Tak hanya datang untuk mengantarkan jenazah korban ke tempat peristirahatan terakhir, dia juga meminta agar kasus meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) satu ini ditindak tegas oleh presiden.
“Saya meminta juga kepada Presiden Prabowo Subianto, karena bagi saya satu nyawa rakyat itu sangat berharga, dan saya minta agar dievaluasi jajaran kepolisian terutama elite kepolisian RI,” tegas Rieke.
Sementara itu, profil Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, yang dikenal luas sebagai Rieke Diah Pitaloka, lahir di Garut pada 8 Januari 1974. Dia merupakan putri dari pasangan Edy Prayitno dan Tati Djulianti.
Melansir dari TribunJatim.com, pada 23 Juli 2005, Rieke menikah dengan Donny Gahral Adian, seorang dosen filsafat di Universitas Indonesia. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga anak, yaitu Sagara Kawani Adiansyah pada 2009, serta si kembar Misesa Adiansyah dan Jalumanon Badrika pada 2012.
Sayangnya, rumah tangga mereka hanya bertahan hingga tahun 2015 dan mereka resmi bercerai. Adapun Rieke menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Garut dan menempuh pendidikan dari SD Yos Sudarso hingga SMU Negeri 1 Garut.
Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia, mengambil jurusan Sastra Belanda, dan meraih gelar sarjana pada tahun 2000. Dia kemudian melanjutkan studi magister di bidang Filsafat di UI dan lulus pada 2004, serta mengikuti kursus nonformal seperti filsafat dan bahasa Inggris.
Rieke berhasil mencapai popularitas saat dia berperan sebagai karakter Oneng dalam sinetron legendaris Bajaj Bajuri (2002-2007). Dia lalu melakukan debut filmnya yang berjudul Berbagi Suami (2006) sebagai tokoh Dwi yang membawanya masuk nominasi Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia.
Rieke memulai karier politiknya pada 2009 dengan bergabung di PDI Perjuangan dan terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2009–2014, serta kembali menjabat pada 2019–2024 dan 2024–2029, hingga saat ini bertugas di Komisi VI DPR RI. Selain aktif di politik, Rieke juga mendirikan Yayasan Pitaloka yang fokus pada kegiatan sastra dan kemasyarakatan.