Aksi Kawal Putusan 17+8 Tuntutan Rakyat Berlangsung Tertib, Massa Adakan Piknik hingga Permainan Tradisional
Faza Anjainah Ghautsy September 06, 2025 06:34 PM

Grid.ID- Aksi kawal putusan 17+8 Tuntutan Rakyat berlangsung tertib. Massa adakan piknik hingga lakukan permainan tradisional.

Demonstrasi kembali digelar di depan Gedung DPR/MPR RI pada Jumat pagi, 5 September 2025. Kali ini, massa aksi didominasi oleh mahasiswa dari Jawa Barat yang mengenakan jas almamater biru tua.

Mereka hadir untuk menuntut pemenuhan 17+8 Tuntutan Rakyat dalam aksi bertema “Piknik Rakyat Nasional”. Tidak seperti aksi sebelumnya yang sempat ricuh akibat ulah provokator, kali ini aksi berlangsung damai dengan kegiatan yang bersifat partisipatif dan terbuka.

Mahasiswa membuka aksi dengan orasi secara bergiliran, membentuk lingkaran di depan gerbang DPR. Sebagaimana nama aksinya, mereka juga menggelar acara makan bersama ala piknik.

"Kami memahami bahwa ternyata 17+8 itu menggunakan warna-warna yang colorful, pendekatan yang fun, dan itu jauh lebih bisa beresonansi dengan baik kepada seluruh masyarakat sipil, terutama yang awam," ujar Vincent Thomas, Ketua BEM Universitas Padjadjaran, dilansir dari Tribunnews.com.

"Piknik ini jadi satu opsi yang paling wise untuk kami ambil, mengingat represifitas, kriminalisasi, dan juga bentuk teror yang diberikan oleh aparat itu beberapa waktu ke belakang sangat-sangat mengerikan," lanjutnya.

Konsep piknik dinilai memberikan rasa aman bagi kelompok mahasiswa perempuan yang sebelumnya jarang terlihat di aksi serupa. Seorang peserta aksi, Cindy (21), mengatakan pendekatan ini membuat perempuan lebih nyaman menyampaikan aspirasi.

"Banyak teman-teman perempuan yang bisa mengekspresikan dirinya dengan lebih leluasa, dan mungkin ini bisa jadi ruang aman juga untuk bahwa aktivis itu enggak harus teriak-teriak dengan suara lantang gitu," kata Cindy.

Setelah makan bersama, peserta kembali menyampaikan tuntutan melalui orasi dan penampilan musik yang dipandu Komunitas Musik Fikom. Mereka menyanyikan beberapa lagu, termasuk “Tobat Maksiat” dari grup musik Wali, sebagai bentuk penyampaian pesan secara simbolik.

"Dengerin tuh, tobat dah lu. Jangan dzalimin rakyat mulu!" ujar Vincent dalam aksi tersebut.

Selain itu, mereka juga memainkan permainan tradisional seperti “rantai manusia”. Dalam permainan ini, dua tim berisi empat orang saling mengaitkan tangan dan kaki, mengikuti instruksi dari moderator.

"Maju dua langkah! Mundur tiga langkah!" seru moderator kepada peserta permainan, disambut riuh tepuk tangan dari massa aksi.

Melansir dari Kompas.com, konten kreator Bobon Santoso turut bergabung dalam permainan tersebut, menarik perhatian peserta lain. Keseruan aksi kawal putusan 17+8 Tuntutan Rakyat itu dikabarkan terus berlanjut hingga sore hari.

Mahasiswa juga menyajikan kegiatan lain seperti bermain gelembung sabun dan membuka lapak baca bertema sejarah, politik, dan sosial. Adapun, buku-buku tersebut berasal dari komunitas Perpustakaan Jalanan Jatinangor.

Menjelang sore, massa aksi membubarkan diri secara tertib dan kembali ke kampus masing-masing. Aksi ini berhasil berlangsung damai tanpa adanya insiden berarti.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.