BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Saat kecil Amora Ardani Jeconia sama seperti anak lainnya yang ceria, menyenangkan dan menggemaskan. Namun takdir sempat mengubah kondisinya.
Amora kecil harus ditinggalkan ibunya berpulang kepada sang pencipta. Pengasuhan pun diambil alih Jelly Noni MS, tantenya.
Tak berapa lama, giliran ayahnya meninggal dunia karena kecelakaan. Otomatis Amora yang kelahiran 1 Maret 2016 itu menjadi yatim piatu dan total diasuh sang tante.
"Saya besarkan ia seperti anak kandung sendiri. Kebetulan pula anak saya bisa punya teman yang notabene sepupunya sendiri," ungkap Jelly Noni MS.
Meski diasuh mereka, namun sebagai anak yang masih butuh kasih sayang orangtua kandung, membuat Amora sempat kehilangan kepercayaan diri.
"Perlu upaya untuk mengembalikan kecerian Amora. Saya lihat dia suka dengan fashion show, lantas saya ikutkan kegiatan tersebut," kata Jelly yang dipanggil mami oleh Amora.
Memang benar aktivitas latihan dan tampil dalam fashion show dapat mengembalikan sosok Amora kembali ceria, mau bersosialisasi dan tumbuh percaya diri.
Amora yang kini duduk di kelas 3 SDH Widya Dharma Banjarmasin, tak hanya aktif di kegiatan fahion show tapi juga dance.
"Di sanggar tempat latihan fashion show juga ada latihan dance, Amora juga diikutkan dance yang kemudian membentuk grup duo dancer cilik bersama temannya, Shannon dan mereka berprestasi dalam beberapa lomba dance anak-anak," terang Jelly.
Adapun di bidang fashion show, Amora meraih Best Model Etnik Jakarta 2024 dan Galuh Banjar Cilik Favorit 2024.
Menurut Jelly ia selalu mendorong Amora putri cantiknya itu dan ditanya kegiatan apa yang dia mau dan sukai.
"Kalau dia memang suka dan minat, saya dukung dan antar latihan, lomba maupun tampil," selorohnya.
Pastinya kegiatan yang diikuti menyesuaikan dengan jadwal sekolah. Kapan bisa ikut lomba, kapan tampil, kapan belajar. Kegiatan fashion dan dance diatur di waktu kosong, supaya sekolah tidak tertinggal.
Amora juga diberi pemahaman dan pembentukan karakter oleh maminya, bahwa dalam setiap lomba pasti ada yang menang dan ada yang kalah.
"Saya sampaikan bahwa menang dan kalah itu biasa. Kalau menang itu rezeki tapi kalau kalah itu motivasi agar tampil lebih baik lagi nantinya," tukas sang tante.
Meski demikian, Jelly tak memungkiri bahwa saat Amora menjuarai suatu lomba ada rasa bangga, senang tapi juga sedih.
"Saya meneteskan air mata antara bahagia dan sedih, karena di usia masih anak-anak dia sudah ditinggal orangtuanya. Semoga saja dia menjadi anak yang tegar dan tangguh dan sukses di masa depan," pungkas Jelly.
Sebagaimana anak kecil, Amora juga tak selalu dalam kondisi prima saat menghadapi suatu lomba.
Kadangkala ia bisa tidak mood, sehingga Jelly perlu sabar dalam menghadapi gadis cilik tersebut.
"Itulah tantangannya, misal saat merias dan mendandani, kalau lagi cemberut, mood-nya tidak bagus, maka harus sabar untuk mengarahkannya," tukas Jelly.
Meski kegiatan sepekan terbilang padat, namun Amora tetap dikasih waktu dalam seminggu untuk refreshing terutama hari Minggu saat tak ada lomba.
"Saya persilakan dia mau main apa atau mau jalan ke mana, supaya dia tidak kehilangan masa kecilnya," kata Jelly.
Harapan sang Mami, Amora akan selalu sukses dan selalu mendapat kebaikan, tercapai cita-citanya, selalu sehat dan berkah yang melimpah. (Salmah saurin)