Bondowoso Dilanda 108 Bencana Selama 2024-2025, Paling Banyak Kejadian Angin Kencang
Deddy Humana September 08, 2025 11:31 PM

SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Angka kejadian bencana di wilayah Bondowoso sepanjang tahun 2024 hingga pertengahan 2025 termasuk tinggi. Dari 108 kejadian bencana itu, paling banyak merupakan angin kencang.

Data BPBD Bondowoso, ada 111 bencana angin kencang, 2 erupsi gunung, 19 banjir, 12 tanah longsor, 31 karhutla, 4 bencana sosial dan 10 kejadian non alam.

Kemudian sampai Agustus 2025, ada 35 bencana angin kencang, 13 banjir, 10 tanah longsor, 2 karhutla, dan 5 kejadian non alam.

Kabid PK2 BPBD Bondowoso, Yuliono Triandana mengatakan, angin kencang tidak hanya terjadi pada tahun 2024. Namun beberapa hari terakhir ini angin kencang juga terjadi di Bondowoso hingga menyebabkan pohon tumbang dan rumah rusak, hingga menimpa mobil yang melintas.

Kondisi ini diperkirakan terjadi akibat dampak angin muson Australia, pola cuaca lokal dan radiasi matahari. Ia memperkirakan angin kencang ini merata terjadi di beberapa wilayah Bondowoso. 

"Kalau angin kencang ini merata. Tetapi yang sering terjadi, yang kita prioritaskan di daerah Maesan," kata Yuliono.

Untuk informasi, dalam sepekan terakhir ada 3 kejadian angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang. Seperti kejadian di Desa Jambesari, Kecamatan Jambesari DS, Selasa (2/9/2025), sebuah pohon tumbang menimpa 2 dapur rumah warga.

Kemudian, Sabtu (6/9/2025), sebuah pohon tumbang ke jalan raya Jember-Bondowoso, Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan dan menimpa mobil angkutan umum yang melintas. 

Fasilitator BPBD Provinsi Jawa Timur, Indar Siswoyo menerangkan cuaca ekstrem seperti angin kencang memang perlu diwaspadai di Bondowoso, termasuk tanah longsor dan banjir.

Namun begitu, pihaknya juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana geologi seperti gempa bumi. Karena Bondowoso termasuk wilayah yang dilalui megathrust.

"Meski di Bondowoso tidak ada potensi tsunami, tetapi potensi gempa ini harus juga kita antisipasi," terang Indar usai rapat IKD (Indeks Ketahanan Daerah) di BPBD Bondowoso, Senin (8/9/2205).

Indar menjelaskan, pada awal 2025 terjadi pusat gempa di Kecamatan Sumber Wringin. Kejadian ini dinilai sebagai peringatan penting karena Bondowoso memiliki dua gunung aktif. "Tetapi kita tidak boleh panik, yang penting kita tetap waspada, " lanjutnya.

Sebagai upaya mitigasi, Indar menyebut bahwa dalam beberapa tahun terakhir telah dilakukan upaya preventif BPBD melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana) yang ditetapkan berdasarkan kajian resiko bencana, lewat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang berbasis di sekolah-sekolah.

Selain itu BPBD Bondowoso bersama BPBD Jatim berkolaborasi dalam upaya meningkatkan Indeks Ketahanan Daerah (IKD).

IKD merupakan indikator-indikator untuk Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang melibatkan sejumlah stakeholder terkait di masing-masing kabupaten/kota.

Ada pun data-data tersebut akan tertampung di data IKD provinsi untuk diteruskan ke tingkatan nasional yang akan diolah menjadi buku IRBI yang menjadi panduan atau tolak ukur resiko bencana di Indonesia.

Tujuannya agar kapasitas IKD dapat meningkat dibanding sebelumnya. "Setelah penghitungan IKD, kita sampaikan hasil ini ke provinsi, " lanjutnya. ****

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.