Grid.ID- Pernikahan bukan hanya tentang menyatukan hati dan perasaan, tetapi juga soal menyatukan tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab terbesar adalah urusan finansial.
Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, keuangan sering kali menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan bijak. Namun di balik tantangan itu, ada peluang besar untuk membangun masa depan yang lebih solid bersama.
Lantas bagaimana cara mengatur finansial yang tepat dalam pernikahan? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagaimana dikutip dari Forbes, Selasa (9/9/2025).
Menyusun Mimpi dan Tujuan Bersama
Langkah pertama dalam mengatur finansial setelah pernikahan adalah bermimpi bersama. Suami dan istri perlu duduk bersama membicarakan impian hidup, baik sebagai individu maupun pasangan.
Pertanyaan sederhana seperti ingin tinggal di mana dalam 10 tahun, apakah ingin melanjutkan pendidikan, atau mimpi membuka bisnis bisa menjadi awal pembicaraan. Dari percakapan ini, pasangan bisa menyusun prioritas dan merumuskan tujuan finansial yang nyata.
Mimpi-mimpi tersebut kemudian perlu diubah menjadi target keuangan. Misalnya, jika ingin membeli rumah dalam lima tahun, pasangan harus menghitung berapa besar tabungan yang harus dikumpulkan. Memberikan tenggat waktu pada setiap tujuan membuat rencana lebih terarah. Dengan begitu, impian tidak hanya menjadi angan-angan, tetapi juga peta jalan finansial rumah tangga.
Mengenal Kepribadian Keuangan Pasangan
Setiap orang memiliki kebiasaan berbeda dalam menggunakan uang. Ada yang lebih hemat, ada pula yang cenderung boros. Mengetahui kepribadian keuangan pasangan sangat penting agar bisa saling melengkapi.
Tes sederhana atau kuis keuangan bisa membantu pasangan memahami pola pengeluaran masing-masing. Dari sini, keduanya bisa belajar saling menyesuaikan agar tidak terjadi pertengkaran karena gaya hidup yang berbeda.
Evaluasi Kondisi Finansial Saat Ini
Setelah menikah, penting untuk menginventarisasi kondisi finansial keluarga. Buat daftar pemasukan dan pengeluaran bulanan.
Kategorikan dalam tiga bagian yaitu kebutuhan pokok, pengeluaran tambahan, dan tabungan atau cicilan. Gunakan aturan sederhana seperti 50/30/20 untuk mengatur alokasi anggaran.
Selain itu, pasangan juga harus mencatat aset dan kewajiban. Misalnya, tabungan, investasi, rumah, atau kendaraan sebagai aset. Sedangkan cicilan rumah, pinjaman pendidikan, atau kartu kredit sebagai kewajiban.
Dari sini bisa dihitung jumlah kekayaan bersih keluarga. Mengetahui posisi keuangan ini akan mempermudah menyusun langkah berikutnya.
Selaraskan Keuangan dengan Nilai dan Prioritas
Setelah mengetahui kondisi finansial, pasangan perlu menyesuaikan pengeluaran dengan nilai yang ingin dijalani. Misalnya, jika ingin fokus melunasi utang, maka pengeluaran hiburan bisa dikurangi.
Jika berkomitmen menabung untuk pendidikan anak, alokasi tabungan harus diprioritaskan. Menyesuaikan pengeluaran dengan tujuan akan membantu pasangan lebih disiplin dalam mengatur uang.
Praktikkan Mekanisme Finansial Bersama
Langkah penting lainnya adalah mengatur sistem keuangan bersama. Membuka rekening bersama bisa menjadi solusi praktis untuk membayar kebutuhan rumah tangga.
Tabungan darurat juga wajib dimiliki untuk menghadapi situasi tak terduga. Jika ingin lebih fleksibel, masing-masing pasangan bisa memiliki dana pribadi kecil untuk keperluan pribadi, sehingga tetap ada ruang kebebasan dalam mengelola uang.
Mengatur penggunaan kartu kredit juga penting. Pasangan bisa membuka akun bersama atau menambahkan nama pasangan pada akun yang sudah ada.
Tujuannya agar penggunaan kartu kredit lebih transparan dan terkendali. Prinsip utama yang perlu dipegang adalah menggunakan kredit secara bijak dan melunasinya tepat waktu.
Tentukan Peran dalam Mengatur Keuangan
Dalam rumah tangga, penting untuk menentukan siapa yang lebih terampil dalam mencatat dan mengawasi arus kas. Pasangan bisa menunjuk satu orang sebagai semacam “CFO keluarga”.
Namun, bukan berarti tanggung jawab hanya ada pada satu pihak. Keputusan besar tetap harus diambil bersama. Cara ini membantu agar keuangan lebih terorganisir dan terpantau dengan baik.
Rutin Melakukan Evaluasi
Mengatur keuangan setelah pernikahan bukan tugas sekali jalan. Dibutuhkan evaluasi rutin agar rencana tetap sesuai dengan kondisi yang berubah.
Pasangan bisa menjadwalkan pertemuan bulanan untuk mengecek tabungan, pengeluaran, serta pencapaian tujuan. Dengan cara ini, keuangan tidak hanya jadi sumber masalah, tetapi bisa menjadi kekuatan yang menguatkan pernikahan.