Jakarta (ANTARA) - Pasar Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan memiliki mesin pompa dan turap untuk mengatasi banjir ketika hujan deras melanda.

"Kita punya empat mesin pompa, jadi kalau ada banjir musiman ya enggak sampai lama," kata Asisten Perawatan Area 10 Perumda Pasar Jaya, Aji Prasetyo saat ditemui di Pasar Cipulir Jakarta, Rabu.

Aji mengatakan satu mesin pompa itu memiliki kekuatan 500 liter per detik, dan turap di sekeliling pasar sepanjang 200 meter lebih. Semuanya dikerahkan untuk penanganan area dalam pasar.

Nantinya jika debit air sudah menurun, pihaknya akan langsung menguras dan membersihkan area lantai dasar.

Kendati demikian, dia menegaskan banjir yang datang berasal dari luar pasar, tepatnya jalanan yang tengah dibangun proyek Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI.

"Yang harus ditangani adalah banjir yang terjadi di jalan sehingga tidak masuk ke dalam," ucapnya.

Perumda Pasar Jaya sebagai pengelola Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, mengungkapkan banjir yang terjadi di pasar tersebut merupakan dampak dari proyek saluran air (drainase) yang belum rampung milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.

Banjir itu sudah melanda sejak November 2024, bersamaan dengan dua proyek pembangunan saluran air milik SDA, yakni di depan persis Pasar Cipulir dan dari ITC Cipulir menuju Seskoal.

Dikatakan, saluran lama penahan banjir telah ditutup sejak pengerjaan saluran baru, sehingga tidak ada jalur pembuangan menuju ke kali dan air justru mengalir ke dalam pasar karena tanahnya lebih rendah.

Maka dari itu, besar harapan pengelola, pedagang, dan pengunjung Pasar Cipulir agar Pemerintah Provinsi DKI dapat memberikan solusi terbaik sehingga banjir tidak lagi menggenangi pasar tersebut dan merugikan banyak orang.

Berkaitan dengan banjir tersebut, pihaknya sudah melaporkannya melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI) sebanyak delapan kali dengan keterangan banjir sudah terjadi 10 kali di lokasi itu.

Total pedagang di Pasar Cipulir hingga saat ini sebanyak 2.800 orang lebih.