Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan, sektor pertanian dan industri merupakan dua kekuatan penting yang tumbuh beriringan demi pertumbuhan ekonomi bangsa dan peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global.
"Orang mengatakan kalau pertaniannya maju berarti (industri) kita nggak, salah! Ya pertaniannya maju, industrinya maju, gitu loh," kata Wamentan ditemui seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergabung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) di Jakarta, Rabu (10/9).
Dia menyampaikan sektor pertanian merupakan keunggulan kompetitif dan komparatif bangsa yang harus terus diperkuat untuk menjadi fondasi penting dalam menjaga ketahanan pangan serta memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
"Saya kira sektor pertanian itu kan sektor yang competitive dan comparative advantage (sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif) dari negara kita," ujarnya.
Mas Dar sapaan akrab Wamentan Sudaryono menilai anggapan bahwa kemajuan pertanian menghambat industri adalah keliru, sebab kedua sektor ini justru saling mendukung dan tumbuh beriringan, menciptakan keseimbangan pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Wamentan menekankan Indonesia memiliki potensi besar melalui sawit, kakao, kopi, dan berbagai komoditas unggulan lain, sekaligus mendorong swasembada karbohidrat seperti beras, jagung, dan gula demi memperkuat ketahanan pangan.
"Kita punya kebun sawit terbaik, terbesar di dunia, kita eksportir minyak sawit terbesar di dunia, kita punya kakao terbaik di dunia, kita punya kopi terbaik di dunia. Kita harus swasembada, karbohidrat kita harus swasembada mulai beras, jagung, gula dan lain-lain juga," tuturnya.
Menurutnya, sektor pangan harus terus dikembangkan sebagai modal penting agar Indonesia mampu mengambil peran strategis dalam perdagangan global, bahkan berpotensi menjadi lumbung pangan dunia yang diperhitungkan.
"Jadi ini pangan, sektor pangan ini adalah keunggulan yang harus kita terus kembangkan. Jadi syukur-syukur bisa jadi lumbung pangan dunia," ucapnya.
Di sisi lain, ia menegaskan perlunya hilirisasi sumber daya, baik berbasis mineral, migas, maupun agro, untuk menghadirkan nilai tambah sekaligus memperkuat industri pengolahan yang sejalan dengan perkembangan sektor pertanian.
"Industri pengolahan, apakah pengolahan mineral, sumber daya alam berbasis mineral, berbasis migas, dan juga sumber daya alam berbasis agro, itu harus diperlukan namanya hilirisasi. Nah, hilirisasi itu berarti kan ada industrinya, ada bisnisnya," beber Wamentan.
Ia menambahkan pertanian dan industri tidak boleh dilihat sebagai pilihan, melainkan dua kekuatan utama yang saling menopang untuk menciptakan kemajuan bangsa secara menyeluruh.
"Jadi ini dua hal yang berbeda, bukan pilihan. Tapi kaitannya competitive advantage kita," kata Wamentan.