Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah.
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Gempa bumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 4,7 mengguncang wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu (10/9/2025) pukul 20.26 WIB.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,45 LS dan 106,7 BT, tepatnya di laut dengan jarak sekitar 53 kilometer tenggara Kabupaten Sukabumi pada kedalaman 31 kilometer.
Gempa dirasakan warga Kota Sukabumi, Mega (33) warga Cibeureum. Ia merasakan getaran cukup kuat kendati hanya sebentar.
"Awalnya itu di atas kayak ada sejenis pasir berjatuhan. Ternyata pas dirasakan getarannya lumayan besar," singkatnya.
Hal serupa dikatakan Irfan (33) warga Kebonpedes Kabupaten Sukabumi. Lokasi di mana ia tinggal berada di bentangan sesar Cimandiri
"Tadi itu lagi betulin saklar lampu, kok di bawah lantai dan dinding seperti gempa, langsung lari keluar. Dikira saya sendiri ternyata sama tetangga pada keluar," katanya.
Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, menjelaskan bahwa guncangan tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
"Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini dipicu aktivitas sesar aktif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu malam (10/09/2025).
Sejumlah wilayah melaporkan merasakan getaran cukup jelas.
Masyarakat di Bayah, Pangalengan, Pelabuhan Ratu, dan Cidolog merasakan guncangan dengan intensitas III MMI, atau setara dengan getaran yang terasa nyata di dalam rumah seakan-akan ada truk besar melintas.
Sementara itu, di wilayah Cilaku, Cireunghas, Sukabumi, Jampang Kulon, Cicurug, Curugkembar, Cisolok, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Cimahi, getaran tercatat pada skala II–III MMI.
Sedangkan di Cidadap dan Depok, guncangan dirasakan lebih ringan dengan skala II MMI.
"Hingga pukul 20.47 WIB, BMKG memastikan belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan maupun adanya aktivitas gempa bumi susulan," tuturnya.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," kata Hartanto.