SURYA.CO.ID, KOTA MADIUN - Aksi demo yang menyebabkan kerusakan pada gedung DPRD Kota Madiun pekan lalu, memakan kerugian tidak sedikit.
Wakapolres Madiun Kota Kompol I Gusti Agung Ananta Pratama menyebutkan, kerugian ditaksir mencapai setengah miliar, tepatnya Rp 500 juta lebih.
“Aksi perusakan itu merugikan masyarakat sendiri dan juga pemerintah. Mari kita sama-sama jaga keamanan,” ujar Gusti Agung, Rabu (10/9/2025).
Kerugian akibat perusakan oleh orang tidak dikenal memaksa Polres Madiun Kota memberikan peringatan terakhir. Terlebih, aksi anarkhis dan kerusuhan di gedung DPRD tengah didalami dan dikembangkan lebih lanjut.
“Bagi pelaku dipersilakan menyerahkan diri. Kalau memang tidak, kami akan melakukan upaya penegakkan hukum, menjemput paksa, memproses sampai ke akar-akarnya,” tegasnya.
Polres Madiun Kota juga mendalami surat pemberitahuan unjuk rasa di Gedung DPRD Kota Madiun yang dinilai disampaikan tidak sesuai dengan aturan.
“Pada aturan yang ada, seharusnya surat pemberitahuan disampaikan H-3 demi keamanan. Tetapi sekali lagi, siapa pun bisa menyuarakan namun harus sesuai aturan,” tandasnya.
Dan saat ini polisi memburu provokator aksi unjuk rasa yang menyasar gedung dewan. Polisi telah mengidentifikasi 91 pelaku di mana 9 di antaranya berusia dewasa.
Gusti Agung mengatakan, upaya penegakkan hukum dan penyelidikan terus dilakukan, termasuk mencari dalang aksi yang meresahkan tersebut.
“Kami menyampaikan kepada seluruh jajaran ataupun masyarakat, bahwa dengan dilaksanakan upaya penegakan hukum ini, agar mengawasi ketat anak-anak ataupun keluarga,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, jumlah pelaku yang diamankan bakal terus berkembang. Pihaknya mewanti-wanti supaya demo tidak anarkhis dan melakukan penjarahan.
“Ini bukti nyata dari kami kepolisian untuk melakukan upaya tegas terukur, terkait dengan upaya hukum yang ada. Tentunya pengamanan sesuai dengan SOP,” tegasnya.
Ditanya soal motif puluhan pelaku, Gusti Agung menyebut, hampir sebagian besar karena ikut-ikutan atau fomo, setelah melihat aksi serupa di media sosial.
Menurutnya, pelaku haus validasi dan pujian karena ketika mengikuti demo tersebut dianggap keren sekaligus bangga atas perilakunya.
Ditambah lagi, para pendemo yang diamankan ada yang berasa dari luar daerah. Sehingga sangat disesalkan terlibat dalam perbuatan negatif itu.
“Jangan sampai keluarga kita, anak-anak kita bergabung dalam aksi aksi serupa, yang justru akhirnya membuat hal negatif,” pungkasnya. *****