Bali digulung banjir setelah hujan selama 24 jam tanpa henti mengguyur pada Selasa (9/9/2025) dan Rabu (10/9). Kondisi itu disorot media asing.
Media berbasis di Paris, AFP dalam artikel berjudul Deadly Floods Inundate Indonesia's Bali and Flores Islands, memberitakan bahwa Bali diterjang hujan deras deras sejak Selasa hingga menyebabkan sembilan orang tewas dan ratusan warga dan wisatawan terdampak. Padahal, saat ini masih musim kemarau dan musim hujan berlangsung pada Oktober hingga Maret.
Selain itu, AFP mengaitkan banjir itu dengan perubahan iklim telah mempengaruhi pola badai, termasuk lamanya dan tingkat keparahan musim, yang menyebabkan hujan lebat, banjir bandang, dan hembusan angin kencang.
Selain itu, media yang berbasis asal Inggris, Guardian, dalam artikelnya berjudul Six Dead in Bali as Flash Floods Inundate Popular Tourist Destination memberitakan soal bagaimana sejumlah akses di Denpasar dan sekitarnya lumpuh akibat terendam banjir. Selain korban jiwa, banjir itu juga merobohkan bangunan yang ada di Denpasar.
"Akses ke bandara internasional pulau itu di dekat Denpasar terbatas karena hanya truk yang dapat menggunakan jalan tersebut," lapor Guardian mengutip Kepala Basarnas Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
Sementara itu, media berbasis di Australia, Sydney Morning Herald, menduga banjir itu disebabkan oleh volume hujan yang tinggi dan ketidakmampuan saluran air untuk mengalirkan karena tersumbat sampah. Laporan ditulis dengan judul Highest We Have Witnessed: Bali Inundated by Deadly Flash Floods.
"Kombinasi saluran air yang tersumbat sampah, hujan pada Selasa malam hingga Rabu mengubah sungai dan saluran kecil menjadi aliran deras yang merobohkan bangunan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas," kalimat dalam artikel di SMH itu.