Seorang pria di Tbilisi, Georgia, merasa tidak percaya diri dengan tinggi badannya 175 cm. Pria bernama Irakli Archvadze juga dijuluki sebagai 'short king' atau 'raja pendek'.
Merasa tidak nyaman, pria berusia 36 tahun itu mengunjungi sebuah klinik di Turki. Ia memutuskan untuk menjalani prosedur pemanjangan anggota badan, yang dilakukan dengan mematahkan tulang pahanya dan memasang rangka logam di kakinya.
Pasca operasi, Irakli menggunakan sebuah alat dari dokter bedah selama tiga bulan untuk secara bertahap memisahkan tulang paha yang patah sebesar 1 mm setiap hari. Metode ini memungkinkan tulang baru bisa tumbuh di antaranya.
Pada bulan Mei 2025, tinggi badannya telah mencapai sekitar 180 cm. Irakli merasa dirinya lebih percaya diri, meski harus merasakan sakit yang luar biasa.
"Orang-orang tidak mengerti bagaimana perasaan kami, raja-raja pendek. Dengan tinggi badan saya, saya merasa ada bagian dari teka-teki yang hilang, dan menemukan bagian ini melalui operasi. Dan sekarang saya merasa berhasil melengkapinya," beber Irakli yang dikutip dari .
"Saya lebih mudah mengambil barang-baran dari lemari dapur dan akan melihat apakah saya bisa lebih baik saat menonton konser sekarang," tambahnya.
Irakli bahkan berhenti dari pekerjaannya untuk fokus pada operasi dan pemulihannya. Selama prosedur, ia sama sekali tidak gugup dan setelah operasi harus menjalani fisioterapi tiga kali seminggu.
"Saya melakukan peregangan sesering mungkin dan bangun lima kali per malam, meregangkan badan di tempat tidur dan kembali tidur. Bahkan, saya pergi ke tempat gym hampir setiap hari," tutur Irakli.
"Selama itu, saya menggunakan alat bantu jalan yang hebat. Tetapi, saya mempersiapkan diri secara mental, sehingga tidak apa-apa dan saya juga minum obat pereda nyeri," sambung dia.
Irakli menekankan bahwa rasa sakit dalam proses ini tidak bisa terelakkan. Tetapi, ia memandang rasa sakit ini sebagai kemajuan dan mendorong dirinya untuk tidak menyerah.
Terkait operasinya, ia harus mengeluarkan biaya sekitar 808 juta rupiah. Meski begitu, ia merasa puas dengan hasilnya dan sesuai dengan apa yang dia impikan.
Kini, Irakli merasa lebih dihormati dan dapat membuktikan bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang sangat sulit.
Kata Para Ahli
Terlepas dari prosedur yang dijalani Irakli, seorang ahli bedah ortopedi, Profesor Tim Briggs, memberikan peringatan bagi siapa saja yang ingin menjalani operasi yang sama.
"Ini adalah prosedur invasif yang serius yang dapat bermanfaat bagi pasien saat ada kebutuhan klinis yang nyata. Tetapi, ini memiliki risiko yang signifikan dan memerlukan diskusi yang mendalam antara pasien dan ahli bedah," jelas Prof Briggs.
Prof Briggs mengungkapkan pasien harus menjalani perawatan selama berbulan-bulan yang bisa sangat menyakitkan. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi, kerusakan saraf, pembekuan darah, bahkan cacat permanen.
"Siapa pun yang mempertimbangkan operasi ini untuk alasan kosmetik di luar negeri harus mempertimbangkan dengan saksama pemulihan yang lama dan risikonya. Dan saya akan menyarankan untuk tidak melakukannya, kecuali jika mereka memiliki informasi yang cukup tentang di mana mereka berobat," terang Prof Briggs.
"Jangan mempertaruhkan kesehatan atau nyawa Anda hanya demi beberapa inci tambahan, tanpa sepenuhnya memahami risikonya," tegasnya.
Beberapa kekhawatiran utama seputar operasi pemanjangan anggota tubuh, meliputi:
- Infeksi
- Kerusakan saraf
- Perbedaan panjang kaki
Sementara itu, jika tulang dipisahkan terlalu cepat, terdapat risiko tulang tidak dapat pulih atau tumbuh dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan menjadi lemah dan tidak mampu menopang berat bagian tubuh lainnya.